REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sony Dwi Kuncoro menyatakan kekalahan atas rekan senegaranya Anthony Sinisuka Ginting di sebabkan karena hilangnya motivasi dan target pada dirinya.
"Motivasi saya untuk menang, target selanjutnya pun nggak ada. Tapi Ginting sendiri pun pintar, dia menikung lalu serang. Dia mulai bagus lah," kata Sony dalam jumpa pers usai pertandingan di Istora Senayan Jakarta, Selasa (2/6).
Memang mantan pemain platnas itu sudah lama absen dalam mengikuti sejumlah kejuaraan Internasional. Kata Sony, untuk BCA Indonesia Open Super Series Premier 2015 pun ia harus susah payah mencari suponsor sendiri. Meski demikian, ia berharap masih bisa mengikuti sejumlah turnamen di kancah internasional lainnya.
"Karena memang suponsor juga harus main, manajemen harus nyari lagi. Ini buat pelajaran, harus ditingkatkan lagi karena ini pun saya baru mulai bangkit lagi kan," tuturnya.
Sony kalah dari Anthony Ginting dua set langsung dengan skor 21-9, 21-16. Semenjak keluar dari Pelatnas Cipayung, Sony lebih menghabiskan waktu di tempat kelahirannya di Surabaya.
"Selama 13 tahun di sana, mungkin dalam kondisi enjoy diatur enak di sana, mungkin dengan kejuaraan internasional yang saya ikuti sedikit, mungkin itu sebabnya," kata dia.
Sony Dwi Kuncoro merupakan salah satu pemain Indonesia yang pernah 'mencicipi' indahnya gelar juara di Indonesia Open yaitu pada 2008. Prestasi tertinggi Sony pernah ditorehkan di Olimpiade 2004 di Athena dengan meraih medali perunggu. Medali emas diperoleh pemain Indonesia lainnya, Taufik Hidayat.
Sony juga peraih medali perak pada Kejuaraan Dunia 2007 dan medali perunggu pada Kejuaraan Dunia 2009. Sony juga pernah meraih tiga gelar Juara Asia yaitu pada 2002, 2003 dan 2005. Sedangkan di ajang SEA Games, Sony berhasil meraih dua medali emas di sektor tunggal putra yaitu pada SEA Games 2003 dan 2005.