REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sorak-sorak dari suporter Indonesia ternyata belum mampu menambah amunisi pasangan ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Debby Susanto untuk melangkah ke babak dua BCA Indonesia Open Super Serier Premier 2016.
Praveen/Debby kalah dari pasangan ganda campuran Cina Lu Kai/Huang Yaqiong di Istora Senayan Jakarta pada Selasa (31/5). Menurut Debby Susanto, pasangan ganda campuran Cina ini bermain dengan rapi.
Terutama Lu Kai yang memiliki postur badan tinggi dan memiliki jangkauan yang panjang. Debby pun mengakui jika ia sempat melakukan kesalahan-kesalahan di lapangan.
Sementara itu Praveen Jordan berpendapat mereka sudah tertekan dari awal pertandingan. Sehingga sampai akhir permainan, baik Praveen ataupun Debby tidak bisa keluar dari permainan Lu Kai/Huang Yaqiong.
"Jadi kita permainannya diatur oleh mereka (Lu kai/Huang Yaqiong)," ujar Praveen ditemui selepas bertanding, Selasa (31/5).
Saat berada di lapangan, Praveen/Debby sempat mendapat saran dari pelatih untuk lebuh berani memotong bola. Namun karena mereka berdua sudah melakukan banyak kesalahan dari gim pertama ke gim kedua, maka di poin-poin terakhir, strategi tersebut kurang berjalan.
Terkait pola permainan Lu Kai/Huang Yaqiong, Praveen/Debby mengatakan ada sedikit perubahan. Pasangan ganda campuran Cina tersebut, Debby mengatakan, biasanya bermain lop namun kali ini mereka lebih banyak menerapkan pola permainan yang longgar-kencang sehingga Praveen/Debby terpengaruh.
Selain itu, Praveen/Debby juga akan mengikuti Olimpiade Rio de Janeiro 2016 pada Agustus mendatang. Ada harapan yang diungkapkan Debby untuk acara olahraga tersebut.
"Dari All England 2016 hingga saat ini, kita berpikir masih ada persiapan beberapa bulan untuk (Olimpiade) Rio. Ini menjadi pelajaran yang luar biasa untuk kita dari beberapa pertandingan kemarin. Mudah-mudahan nanti di Rio, kita bisa jauh lebih berkembang daripada sekarang," kata Debby.