Ahad 05 Jun 2016 10:50 WIB

PBSI Evaluasi Buruknya Penampilan Pemain Senior di Indonesia Open 2016

Manajer tim Indonesia, Ricky Soebagja dan Kabid Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rexy Mainaky mengaevaluasi para pemain Indonesia di BCA Indonesia Open 2016, Sabtu (5/6).
Foto: PBSI
Manajer tim Indonesia, Ricky Soebagja dan Kabid Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rexy Mainaky mengaevaluasi para pemain Indonesia di BCA Indonesia Open 2016, Sabtu (5/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia belum berhasil mengirim wakil ke partai puncak BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016 (BIOSSP). Sebagai tuan rumah yang turun dengan kekuatan penuh, Indonesia dinilai bisa meraih hasil yang lebih baik.

Tiga pasangan andalan harus terhenti di babak 16 besar. Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari ditaklukkan Vivian Kah Mun Hoo/Woon Khe Wei (Malaysia) dalam dua game langsung, 17-21, 19-21. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir juga secara mengejutkan takluk dari pasangan baru, Kim Astrup/Line Kjaersfeldt (Denmark), 19-21, 17-21.

Hendra/Ahsan tak dapat mengulangi kemenangan di final Piala Thomas atas Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding (Denmark) saat dihentikan dengan skor 21-19, 13-21, 18-21.

“Tadinya harapan memang ada di ganda putra dan ganda campuran, tetapi mereka kalah di babak awal, saya pribadi tentunya kecewa. Sebelum turun di pertandingan ini, mereka sudah sangat siap. Mengenai waktu mepet dengan Piala Thomas dan Uber, ini tidak bisa dijadikan alasan karena lawan juga sama-sama ikut Piala Thomas dan Uber,” ujar Manajer Tim Indonesia di BIOSSP 2016, Ricky Soebagdja, Sabtu (5/6) malam.

“Bicara soal kesiapan, pemain kami siap kok, apalagi tim ganda campuran yang punya banyak persiapan selama Piala Thomas dan Uber 2016. Ini tidak bisa dijadikan alasan, khususnya mereka yang mau ke olimpiade. Kami akan melakukan evaluasi, diskusi bersama, mengenai apa saja yang perlu diperbaiki,” jelas Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky.

Rexy juga memberi kritik membangun kepada para pemain, setiap pemain hendaknya memiliki keinginan besar untuk menjadi juara.

“Saya sempat kecewa dengan pernyataan Tontowi (Ahmad), setelah kekalahannya dia bilang ada tekanan karena harus juara. Kami tidak mengharuskan dia juara, tetapi ini mestinya datang dari dirinya sendiri. Sebagai pemain yang sudah juara dunia dan juara All England tiga kali, saya rasa wajar kalau Tontowi ditargetkan juara di sini (BIOSSP). Ini baru Indonesia Open, bagaimana di Olimpiade nanti? Tekanan pasti akan lebih besar,” kata Rexy.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement