REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Novak Djokovic ternyata dapat dikalahkan, ketika petenis AS Sam Querrey memberikan penampilan gemilang untuk menghentikan langkah petenis Serbia itu untuk menguasai Grand Slam dalam satu tahun kalender di Wimbledon yang terganggu turunnya hujan pada Sabtu (2/7).
Unggulan ke-28 itu melepaskan 31 ace dan meredam upaya kebangkitan Djokovic untuk memenangi pertandingan putaran ketiga, yang dimulai pada malam sebelumnya dengan skor 7-6 (6), 6-1, 3-6, 7-6 (5). Unggulan teratas sekaligus juara bertahan Djokovic telah tertinggal dua set pada malam sebelumnya setelah Lapangan Satu diguyur air hujan, namun aura petenis 29 tahun itu tidak membuat dirinya mampu membalikkan keadaan, serupa dengan yang dialaminya saat melawan Kevin Anderson tahun lalu.
Saat pertandingan dimulai kembali, petenis Serbia itu memenangi empat game pembukaan sebelum permainan kembali ditunda karena hujan, namun ia sedikit terhuyung-huyung sebelum mengamankan set ketiga untuk memangkas ketertinggalan.
Perhatian Djokovic terlihat terganggu selama beberapa kali, menatap ke Boris Becker pada box pelatihnya, namun cukup prima untuk menyamakan kedudukan ketika ia melakukan serve pada kedudukan 5-4 di set keempat, namun dapat dipatahkan Querrey.
Ketika hujan kembali membuat kedua petenis meninggalkan lapangan selama satu jam dengan Djokovic melakukan serve pada kedudukan 5-6, ia bangkit untuk membuat pertandingan dilanjutkan dengan tiebreak.
Querrey memimpin 6-4 dan meski Djokovic mampu menyelamatkan satu match point dengan ace, ia melepaskan pukulan forehand keluar garis untuk mengakhiri rentetan 30 kemenangan beruntunnya di Grand Slam -- laju yang membuat ia tiba di Wimbledon dengan menggenggam keempat gelar utama.
Kekalahan ini mengikis harapannya untuk menjadi petenis putra pertama yang memenangi keempat turnamen utama dalam satu tahun sejak Rod Laver pada 1969, dan merupakan kekalahan pertamanya sebelum perempat final di turnamen utama sejak Prancis Terbuka 2009 ketika ia juga tersingkir di putaran ketiga.