Selasa 02 Aug 2016 21:29 WIB

Menanti Racikan Tangan Emas Richard Mainaky

Rep: Ali Mansur/ Red: Fernan Rahadi
Pelatih ganda campuran, Richard Mainaky
Foto: PBSI
Pelatih ganda campuran, Richard Mainaky

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua medali emas menjadi target tim bulutangkis di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Dua sektor yang paling berpeluang untuk memenuhi target ini adalah sektor ganda putra dan ganda campuran. Namun tidak menutup kemungkinan sektor tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putri membuat kejutan dan menyumbangkan medali.

Berbicara mengenai sektor ganda campuran, dua pasangan yang akan diturunkan Indonesia pada ajang Olimpiade nanti adalah pasangan peringkat tiga dunia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Owi/Butet) serta pasangan muda Praveen Jordan/Debby Susanto.

Torehan prestasi Owi/Butet sudah tak diragukan lagi. Meskipun prestasi mereka sedikit menurun dalam dua tahun terakhir, keduanya pernah meraih gelar-gelar bergengsi seperti All England, Kejuaraan Dunia, dan Kejuaraan Asia. Sedangkan Praveen/Debby, yang kini berada di peringkat lima dunia, menorehkan prestasi terbaiknya setelah menjadi juara All England awal tahun ini.

Di balik sukses seseorang, pasti ada andil orang lain. Keberhasilan dua pasangan tersebut meraih gelar-gelar bergengsi diyakini tak lepas dari jasa sang pelatih Richard Mainaky.

"Terus terang saya amat mengandalkan insting saat mencari bibit potensial. Dalam latihan saya bertangan besi. Tiada hari tanpa latihan. Tapi di sisi lain saya coba sentuh para pemain lewat perasaan mereka masing-masing," kata Richard kepada Republika beberapa waktu lalu.

Meskipun dianggap galak oleh anak asuhnya, tapi segudang prestasi telah diraih oleh para anak didik Richard. Kemampuan kakak kandung Rexy Mainaky itu tak lepas dari insting dan talenta. Padahal, dulunya dia sempat bekerja sebagai debt collector sebelum Christian Hadinata memintanya untuk melatih di pelatnas PBSI Cipayung. Tidak heran apabila dia selalu tegas dan disiplin saat memoles anak asuhnya. "Kalau saya sudah pilih pasangan, tinggal tunggu waktu yang tepat untuk mereka bisa jadi juara," ujar pria asal Maluku itu.

Dua pasangan ganda campuran tersebut bukanlah satu-satunya hasil polesan Richard yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Ayah satu anak ini sudah menghasilkan beberapa pasangan berprestasi lainnya. Di antaranya, pasangan Tri Kusharyanto/Minarti Timur, keduanya merupakan pasangan pertama polesan Richard yang banyak menghasilkan gelar di turnamen internasional.

Pasangan ini bahkan tampil mengejutkan di Olimpiade Sydney (2000) dengan tampil di partai final. Sayang, mereka hanya membawa pulang medali perak sebagai runner-up.

Tidak lama kemudian Richard juga melahirkan pasangan Nova Widianto/Liliyana Natsir. Nova sebelumnya berpasangan dengan Vita Marissa, sedangkan Liliyana bermain di ganda putri, juga bersama Vita.

Setelah Nova dan Liliyana dipersatukan, ternyata Richard berhasil menggali potensi pemain ini. Gelar juara pun banyak dihasilkan, termasuk gelar Kejuaraan Dunia (2005,2007) dan medali perak di Olimpiade Beijing (2008).

Hasil cemerlang buah tangan Richard juga diperlihatkan Tontowi/Liliyana yang meraih //hat-trick// di All England 2012-2014 dan terakhir Praveen/Debby yang dengan mengejutkan meraih gelar juara serupa di 2016. Apalagi, Praveen/Debby menang atas dua wakil Cina unggulan ketiga Liu Cheng/Bao Yixin di babak perempat final dan unggulan pertama Zhang Nan/Zhao Yunlei di semifinal sebelum mencapai final dan menuntaskan perlawanan wakil Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christina Pedersen 21-12, 21-17.

Kini pada ajang Olimpiade Rio de Janeiro 2016, tangan emas Richard Mainaky kembali diandalkan oleh rakyat Indonesia untuk membawa keempat anak didiknya meraih medali. Pelatih kelahiran Ternate 23 Janurai 1965 silam itu meminta mereka tidak berpuas diri dengan berbagai gelar yang sebelumnya telah diraih. Ia meminta mereka untuk tetap rendah hati dan terus belajar.

Sumbangsih Richard Mainaky mendapat pujian dari anak asuhnya, salah satunya adalah Tontowi Ahmad. Pebulutangkis berusia 29 tahun itu menyatakan Richard adalah pelatih yang bekerja keras dan disiplin. Meskipun demikian, ia menilai Richard selalu memiliki ikatan emosional dengan para anak didiknya. Hal itu membuat dirinya nyaman dan percaya diri.

Tontowi menyebut Indonesia sangat beruntung memiliki pelatih seperti Richard. Menurutnya, tidak semua pelatih mempunyai insting yang tajam untuk menemukan pemain potensial serta sanggup meracik pemain biasa menjadi pemain hebat. Ia pun Richard bisa membantu dirinya bersama rekan-rekannya untuk meraih medali di Olimpiade Rio nanti. "Dia adalah pelatih yang hebat. Tanpa dirinya saya tidak mungkin bisa seperti ini," puji Tontowi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement