Senin 05 Jun 2017 17:32 WIB

Menpora Minta Penjelasan PBSI Terkait Prestasi Bulu Tangkis

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Israr Itah
 Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi saat ditemui di ruang kerjanya, Jakarta, Kamis (2/3).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi saat ditemui di ruang kerjanya, Jakarta, Kamis (2/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi meminta penjelasan PBSI terkait buruknya prestasi bulu tangkis Indonesia baru-baru ini, khususnya pada ajang Piala Sudirman 2017. Untuk kali pertama dalam sejarah, Indonesia langsung tersingkir pada fase grup.

Pada rapat di Jakarta, Senin (5/6), Imam menyatakan tidak hanya publik yang menunjukkan kekecewaan, melainkan juga Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di sela-sela sidang kabinet. 

Rapat tersebut dihadiri oleh Sesmenpora Gatot Dewa Broto, Plt Deputi IV Kemenpora Washinton, Wakil Ketua KONI Soewarno, Ketua Satlak PRIMA Achmad Sutjipto, Staf Khusus Menpora Taufik Hidayat, Asdep Olahraga Prestasi Chandra Bhakti, dan Jubir Kemenpora Anindia Putri. Dari pihak PBSI hadir Sekjen PBSI Achmad Budiharto dan Kabid Binpres Susy Susanti.

Pada kesempatan tersebut, Sesmenpora Gatot Dewa Broto mengatakan, PBSI menyatakan permohonan maafnya atas buruknya prestasi Indonesia pada Piala Sudirman di Australia.  

PBSI juga mengaku telah menjalani persiapan yang maksimal untuk tampil di Piala Sudirman. Menurut PBSI, kekalahan Indonesia melawan India 1-4 pada babak penyisihan grup tersebut benar-benar di luar dugaan berdasarkan perhitungan, track record, kondisi saat itu, dan peringkat yang ada. Namun usai kekalahan dari India, ofisial Indonesia segera mengubah strategi menghadapi Denmark. PBSI mengakui ada peluang untuk melanjutkan langkah mereka ke perempat final. Namun, Indonesia masih belum berhasil.

"Susy Susanti juga minta maaf dan menjelaskan tentang regenerasi yang sedang dipercepat pelaksanaannya. Tanpa itu, negara-negara lain akan masih menimbulkan ancaman lebih besar bagi Indonesia," kata Gatot, melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (5/6).

Menurut Gatot, PBSI juga mengakui kondisi pemain yang tidak sepenuhnya prima. Di sisi lain, jadwal turnamen yang padat  berpengaruh pada kondisi kebugaran pemain. Karena jika tidak terjaga dengan baik, bisa berakibat pada kelalahan dan cedera yang berat. Pada pertemuan itu, PBSI juga menyampaikan bahwa Liliyana Natsir akan diturunkan kembali pada turnamen Indonesia Open pekan depan setelah sebelumnya menjalani pemulihan cedera.  

Dalam kesempatan itu, Imam juga meminta PBSI untuk mempresentasikan road map PBSI menuju Asian Games 2018. Hal itu mengingat, bulu tangkis merupakan salah satu harapan publik yang paling besar untuk memperoleh medali emas.  

Dikatakan Gatot, seluruh pihak yang ada dalam pertemuan tersebut mencoba mencari solusi untuk kepentingan PBSI di masa mendatang. Dalam kesempatan itu, Kemenpora menawarkan penggunaan sport science yang ada di Kemenpora. Sementara Satlak Prima menawarkan pendampingan atlet, baik secara fisik maupun psikologis dan minimalisasi tingkat cedera. Gatot juga menekankan perlu adanya sinergi antara pelatih PBSI dan Satlak Prima secara komprehensif dan obyektif. 

"Mengingat sebelum ini, terkendala hubungan yang kurang harmonis, meskipun Satlak Prima sudah berusaha menawarkan diri untuk membantu," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement