Sabtu 06 Jan 2018 08:01 WIB

Tenis Indonesia Target Delapan Besar Asia

Petenis Indonesia Christopher Rungkat (kedua kiri) dan Justin Barki (kiri) usai menjadi juara ganda putra TEZ Tennis Open, Pro Circuit Federasi Tenis Internasional (ITF) seri F7 Futures di Jakarta, 25 November 2017.
Foto: ANTARA/Rosa Panggabean
Petenis Indonesia Christopher Rungkat (kedua kiri) dan Justin Barki (kiri) usai menjadi juara ganda putra TEZ Tennis Open, Pro Circuit Federasi Tenis Internasional (ITF) seri F7 Futures di Jakarta, 25 November 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Persatuan Lawn Tenis Indonesia (Pelti) menargetkan tim tenis Merah Putih dalam dua tahun bisa menembus posisi delapan besar tingkat Asia terhitung mulai 2018. "Selayaknya kita semua tunggu dan lihat dengan berbagai pekerjaan yang dilakukan dalam dua tahun saya rasa kita bisa berada di posisi delapan besar Asia," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Pelti Rildo Ananda Anwar saat dihubungi di Jakarta, Jumat (6/1).

Untuk mencapai target tersebut, Pelti kini bertekad lebih mengandalkan petenis-petenis muda untuk mewakili Indonesia dalam berbagai kejuaraan internasional. Seperti dalam kejuaraan tenis beregu khusus putra Piala Davis 2018 Grup II Zona Asia/Oseania, skuat Merah Putih tidak diperkuat pemain andalan Indonesia Christopher Rungkat dan hanya mengandalkan pemain-pemain hasil dari seleksi nasional yang digelar federasi.

Pemain-pemain dalam skuat tersebut sendiri, didominasi pemain-pemain muda seperti M. Althaf Dhaifullah (17), M. Rifqi Fitriadi (18), Anthony Susanto (20), ditambah peraih empat gelar ganda putra turnamen Federasi Tenis International (ITF) Men's Futures pada 2017 Justin Barki (17) yang lolos tanpa seleksi dan hanya nama David Agung Susanto (26) pemain senior yang masuk dalam skuat.

"Ini adalah langkah besar untuk tenis Indonesia. Dengan memberikan kesempatan untuk pemain muda turun di turnamen seperti Davis ini, artinya kita membuka peluang untuk mempersiapkan pemain-pemain tenis berkualitas Indonesia ke depannya," ujar Rildo.

Bahkan rencananya, tim Davis tersebut akan tetap dipertahankan oleh federasi dan dipersiapkan untuk berbagai kejuaraan internasional termasuk Asian Games dan Olimpiade. Walau disebutkan tidak berlatih dalam satu lokasi dengan berbagai pertimbangan, tambah Rildo, anggota tim tersebut diberikan program yang sama oleh federasi untuk dijalankan di daerah masing-masing dengan dibantu pengurus cabang.

"Akan tetapi mereka yang telah masuk ke dalam program, juga jangan lengah karena federasi akan terus berkesinambungan melakukan seleksi pemain-pemain muda untuk menjadi pelapis dan jika dalam evaluasi performa mereka tidak sesuai, maka akan digantikan oleh junior-junior di bawahnya," ucap Rildo.

Pemberian kesempatan pemain muda turun dalam turnamen internasional Indonesia untuk menghentikan "ketergantungan" pada pemain senior sekaligus ajang regenerasi petenis tanah air, dipandang positif pelatih tenis tim Piala Davis Indonesia, Dedy Prasetyo. Namun, Dedy juga tak menampik bahwa dengan mengandalkan pemain-pemain muda akan menghadapi tantangan berat, tapi menurutnya bukan tidak mungkin hasil positif diraih oleh mereka.

"Karena tenis itu sulit diprediksi semuanya bisa terjadi dalam tenis. Kuncinya adalah kerja keras dalam berlatih yang terfokus untuk merancang berbagai strategi dalam tenis agar digunakan dalam setiap pertandingan," ucapnya.

Dia mengatakan potensinya ada di Indonesia untuk menciptakan petenis-petenis hebat di masa depan. “Hanya tinggal kemauan atlet dan berbagai pihak dalam tenis yang diperkuat dan tak pernah putus. Saya yakin dalam dua atau bahkan satu tahun target delapan besar Asia bukan tak mungkin bisa kita genggam," ujar Dedy yang juga Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP Pelti tersebut. 

 

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement