REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Satuan Pelaksana (Satlak) Program Indonesia Emas (PRIMA) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) menghormati keputusan sprinter andalan tanah air, Suryo Agung Wibowo, yang lebih memilih naik haji daripada turun di SEA Games XXVI pada November mendatang. PRIMA pun tidak akan membujuk sprinter berusia 27 tahun itu untuk tetap membela Merah Putih.
Ketua Satlak Prima, Tono Suratman, menyayangkan keputusan Suryo. Sebab, Suryo diharapkan akan kembali mengulang prestasinya ketika meraih medali emas pesta olah raga antarnegara Asia Tenggara di Laos dua tahun silam. "Bagamainapun, peluang dia meraih medali itu ada," kata Tono.
Suryo memilih mundur karena hendak menunaikan ibadah haji yang menjadi nazarnya sejak SEA Games 2007. Tono mengatakan bahwa PRIMA sebenarnya lebih suka bila Suryo menunda naik haji dan membela kepentingan negara.
Tono pun mengritik manajemen perencanaan Suryo. "Kalau sudah punya rencana, seharusnya dia tidak daftar sebagai atlet SEA Games. Jangan ketika sudah dekat, bikin keputusan yang merugikan," kata dia.
Keputusan Suryo dipastikan membuat kekuatan Indonesia di SEA Games berkurang. Saat ini, rekor Suryo di nomor 100 meter masih yang terbaik di Asia Tenggara. Pada SEA Games 2009 Laos, dia mencatat waktu tercepat 10,17 detik.