REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Namun, sebelum memberikan izin Umayyah untuk turun ke medan peperangan, Rasulullah SAW menanyakan soal tugas yang akan dilakukan Umayyah beserta kaum wanita lainnya. Pada saat itu mereka menjawab, ''Kami keluar dengan membawa obat-obatan untuk mengobati mereka yang terluka, mencabut panah dari tubuh pejuang, memberi minum, menyiapkan makanan, dan ikut berjuang di jalan Allah.''
Rasulullah SAW pun memberikan izin kepada kaum perempuan itu untuk membantu perjuangan para tentara Muslim di Perang Khaibar. Setidaknya ada 15 orang perempuan, termasuk Umayyah, yang terjun dalam perang tersebut. Rasulullah SAW pun sempat memberikan nasihat kepada Umayyah untuk menjalankan tugasnya sebaik mungkin.
Pada saat mengikuti Perang Khaibar, Umayyah masih begitu belia. Bahkan, dia belum masuk usia baligh. Dalam perjalananan menuju medan perang, Rasulullah SAW sempat membonceng Umayyah di atas kudanya. Namun, pada saat Rasulullah SAW turun dari kudanya dan berniat menambatkan kudanya, tiba-tiba ada tetesan darah di pelana kuda Rasulullah SAW. Darah itu merupakan darah haid pertama Umayyah. ''Itulah haid pertama saya di atas kuda beliau. Saya benar-benar malu saat itu,'' kata Umayyah.
Rasulullah SAW pun bertanya kepada Umayyah, ''Jangan-jangan kamu sedang haid?'' Umayyah menjawab, ''Benar ya Rasulullah''. Rasulullah SAW akhirnya meminta Umayyah untuk membersihkan diri dengan air bercampur garam. Nasihat Rasulullah SAW itu selalu dijalankan Umayyah saat dirinya haid. Bahkan, dalam wasiat kematianya, Umayyah meminta dimandikan dengan air yang bergaram.
Sejarah mencatat, Perang Khaibar berakhir dengan kemenangan untuk kaum Muslimin. Dari perang tersebut, kaum Muslimin mendapatkan harta rampasan perang yang begitu banyak. Kemenangan kaum Muslimin di perang tersebut tidak terlepas dari peran kaum perempuan yang ikut berjuang terutama dalam mengobati dan memberikan air minum kepada pasukan Muslim.
Rasulullah SAW ini pun mengetahui hal ini. Harta rampasan perang itu dibagi secara merata oleh Rasulullah SAW. Baik pejuang laki-laki maupun perempuan mendapatkan jatah dari harta rampasan perang tersebut. Bahkan, Umayyah mendapatkan penghargaan secara khusus dari Rasulullah SAW. Sebuah kalung disematkan langsung ke leher Umayyah oleh Rasulullah SAW.
Kalung ini sebagai bentuk penghormatan atas keberanian dan kegigihan Umayyah dalam membantu kaum Muslimin dalam perang Khaibar. Kalung pemberian Rasulullah SAW itu pun terus dikenakan Umayyah sepanjang hidupnya. Kalung itu akan menjadi saksi perjuangan Umayyah saat menegaklan panji-panji Islam dan kejayaan Islam.