Kamis 16 Feb 2017 00:03 WIB

Jalur Trans Papua Rampung 2018

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Friska Yolanda
 Prajurit Satgas Pembangunan Jalan Trans Papua Denzipur 12/OHH Nabire dan Denzipur 13/PPA Sorong Zeni TNI AD (POP 1) tengah mengerjakan proyek pembangunan jalan di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, Rabu (23/3). (Antara/Sigid Kurniawan)
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Prajurit Satgas Pembangunan Jalan Trans Papua Denzipur 12/OHH Nabire dan Denzipur 13/PPA Sorong Zeni TNI AD (POP 1) tengah mengerjakan proyek pembangunan jalan di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, Rabu (23/3). (Antara/Sigid Kurniawan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan Jalan Trans Papua dan Jalan Lintas Perbatasan Papua sepanjang 4.357 kilometer (km) diharapkan rampung pada 2018. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) terus memacu pembangunan kawasan timur Indonesia seperti yang dilakukan di Pulau Papua.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan di daerah perbatasan tidak hanya untuk konektivitas antardaerah tetapi juga untuk mengembangkan kawasan tersebut menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.

"Konektivitas jalan di Papua bukan hanya sebagai penghubung antardaerah, terutama untuk pegunungan tengah (Papua) bertujuan untuk mengurangi tingkat kemahalan di sana," katanya melalui siaran pers yang diterima, Rabu (15/2).

Pembangunan jalur Trans Papua ini juga didukung dengan anggaran yang mencukupi. Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, selama periode 2015-2017, pihaknya telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 18,54 triliun untuk pembangunan jalan dan jembatan di Provinsi Papua dan Papua Barat. Tahun ini, alokasi anggaran diakuinya cukup besar, yakni Rp 5,78 triliun. Angka itu khusus bagi infrastruktur jalan dan jembatan dengan rincian sebesar Rp 4,06 triliun untuk Provinsi Papua dan Rp 1,71 triliun di Papua Barat. 

Dari 10 segmen jalur di Trans Papua sepanjang 3.259 km, jalan yang sudah tembus pada tahun lalu mencapai 2.789 km dan sisanya 467 km belum tembus. 

Dari kondisi jalan yang sudah tembus tersebut, sepanjang 1.570 km sudah diaspal dan kondisi perkerasan sepanjang 1.218 km. Sementara untuk Jalan Perbatasan Papua, Arie melanjutkan, dari total rencana panjang jalan 1.098 km, jalan yang sudah tembus mencapai 876 km. 

Proyek jalan tersebut tidak langsung diaspal karena harus dilakukan pemadatan terlebih dahulu agar kuat dan tidak mudah rusak. Proses pengaspalan juga melihat tingkat arus kendaraan. 

"Saya perkirakan satu sampai dua tahun saat sudah stabil tanahnya, maka akan kita aspal," lanjut dia. 

Terkait kendala pembangunan jalan di Papua, Arie mengatakan faktor cuaca masih dominan mempengaruhi kecepatan pembangunan. Sulitnya pembebasan lahan, kondisi tanah yang berbeda-beda dan keberadaan material yang sulit didapat juga menjadi kendala yang dihadapi. Contohnya, kata Arie, batu kerikil masih harus didatangkan dari Palu, dan keamanan juga menjadi tantangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement