Selasa 21 Feb 2017 10:42 WIB

Ini yang Membuat Tiap Hari Hujan Guyur Jabodetabek

Rep: Amri Amrullah/ Red: Angga Indrawan
Banjir di Jalan Budi Harapan, Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur, Selasa (21/2).
Foto: Republika/Firman
Banjir di Jalan Budi Harapan, Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur, Selasa (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurang lebih satu pekan terakhir hujan terus terjadi di kawasan Jabodetabek, yang berakibat banjir khususnya di Jakarta seperti hari ini, Selasa (21/2). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan hujan yang awet dan deras di Jabodetabek ini di antaranya disebabkan oleh konvergensi (berkumpulnya) angin sehingga memunculkan awan hujan cumulonimbus di atas Jabodetabek.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Yunus S Suwarinoto mengatakan dari pantauan data satelit maupun radar sebaran hujan relatif cukup merata di sekitar Jabodetabek hari ini, Selasa (21/2). Hujan ini disebabkan aktifitas awan Cumulonimbus menyebabkan hujan lebat yang disertai kilat dan petir pada dini hari tadi.

Sebaran awan hujan lebih dominan di wilayah utara dibanding wilayah selatan, hal tersebut sesuai dengan pengukuran curah hujan yaitu wilayah utara memiliki curah hujan lebih tinggi dibanding wilayah lainnya. Sehari sebelumnya, kawasan Jabodetabek juga telah diguyur hujan yang cukup intens dari pagi hingga siang hari.

"Kejadian hujan lebat pada pagi ini disebabkan adanya area konvergensi atau pertemuan angin tepat di sekitar wilayah Jakarta khususnya bagian utara, sehingga pertumbuhan awan hujan menjadi sangat kuat yang ditandai dengan banyaknya awan Cumulonimbus," kata Yunus dalam keterangannya, Selasa (21/2).

Dari pantauan kondisi atmosfer global dan regional, ia mengungkapkan pengaruh gelombang tropis memicu munculnya area tekanan rendah serta monsoon Asia yang masih cukup kuat, sehingga secara tidak langsung mempengaruhi fenomena cuaca regional dan lokal seperti munculnya daerah konvergensi kuat di Pesisir Barat Sumatera hingga wilayah Jawa bagian Barat.

Ia menilai dari potensi perkembangan awan hujan pagi ini, diperkirakan hujan ringan hingga sedang masih bertahan di wilayah Jabodetabek hingga siang/sore hari nanti. "Masyarakat diimbau tetap waspada dan berhati-hati khususnya ketika beraktifitas di luar rumah mengingat sebagian besar wilayah Indonesia masih berada dalam puncak musim hujan sehingga peningkatan intensitas curah hujan masih akan terjadi," ujarnya.

Sebagaimana telah diprakirakan sebelumnya, pada Selasa (21/2) dini hari hingga pagi ini hujan turun cukup intens di sekitar wilayah Jabodetabek. Tercatat dari pos pengamatan BMKG untuk curah hujan 24 Jam hingga pukul 07.00 WIB sebagai berikut: Lebak bulus 71.7 mm, Pakubuwono 106 mm, Beji 65 mm, Depok 83 mm, Gunung Mas 39 mm, Pasar Minggu 106.5 mm, Tangerang 92.5 mm, Pondok Betung 67.4mm.

Wilayah Cengkareng 72 mm, Tanjung Priok 115.9 mm, Kemayoran 180 mm, Dramaga 75 mm, Curug 37.5 mm, Kepala Gading 145.4 mm, TMII 48.8 mm, Parung 21.8 mm,  Jagorawi 72.5 mm, Mekarsari 60.8 mm, Leuwiliang 89.7 mm, Katulampa 35.8 mm, dan Bekasi 65 mm. Sebagai catatan, hujan memiliki kisaran lebih dari 50 mm selama 24 jam, sehingga hampir sebagian besar wilayah Jabodetabek terjadi hujan sedang hingga lebat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement