REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan banjir yang melanda kawasan Bekasi memang salah satu yang terparah di Jawa Barat beberapa hari ini. Hal ini dinilai akibat daerahnya yang berada di bawah permukaan sungai. Sehingga saat air meluap banjir tak terelakkan.
"Ada 10 perumahan di sana yang dibangun di bawah permukaan sungai, itu penyebabnya," kata Heryawan di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (21/2).
Heryawan mengatakan pihaknya sudah mendapat laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar terkait banjir yang terjadi sejak Ahad (19/2) tersebut. Pihaknya pun berusaha mengantisipasi untuk segera ditangani. "Kita antsipasi lewat pompa-pompa. Pompa kan efektif ketika sungai sudah mulai surut. Ketika sungai masih meluap sulit juga," ujarnya.
Selain itu, pria yang akrab disapa Aher ini mengatakan pihaknya juga sudah membantu urusan logistik melalui Dinas Sosial dan BPBD. Sehingga warga yang terdampak banjir tetap bisa terpenuhi kebutuhan utamanya. Aher pun mengatakan terus berkoordinasi dengan Dinsos dan BPBD setempat. Berkaitan dengan mitigasi bencana san penanganannya.
Berdasarkan data yang dilansir BPBD Kota Bekasi hingga saat ini banjir masih menggenangi ribuan perumahan di 14 komplek perumahan. Bahkan justru bertambah tinggi karena hujan masih terus turun. Tercatat ada 119 Jiwa mengungsi di Jatiasih dan 160 Jiwa mengungsi di Kalibaru.
Banjir terpusat Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur dan menerjang Perumahan Dosen IKIP, Perummahan Surya Mandala Bekasi Selatan, Mutiara Gading Timur (MGT), Pondok Timur Indah (PTI),Pondok Ungu Permai (PUP),Perum Nasio Perum Duta, Indah Perum Interup Asri Jati Waringin Pondok Hijau, Permai Pondok Chandra, Melati Harapan Mulya, Perum Bougenvil, Perum Griya Jatisari, Komplek Buana Risma Jalan Jatiluhur.