Selasa 21 Feb 2017 18:10 WIB

Masjid Istiqlal Ingin Jadi Wajah Keramahan Islam

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Panitia memasang kaligrafi untuk mempersiapkan pameran di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (19/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Panitia memasang kaligrafi untuk mempersiapkan pameran di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal, Muhammad Muzammil Basyuni, mengaku memiliki harapan besar terhadap perhelatan Merayakan Milad Istiqlal. Bahkan, ia berharap, Merayakan Milad Istiqlal mampu mengenalkan Islam di Indonesia kepada dunia.

"Mudah-mudahan Masjid Istiqlal mampu membuat Islam di Indonesia didengar di telinga, dilihat di mata, dibicarakan di bibir dan dirasakan di hati masyarakat dunia," kata Muzammil saat konferensi pers Merayakan Milad Istiqlal, Selasa (21/2).

Ia turut menitipkan harapan, lewat Merayakan Milad Istiqlal, Festival Istiqlal yang sempat terputus kembali diselenggarakan. Muzammil merasa, peringatan hari lahir merupakan momentum yang sangat tepat, untuk mengembalikan tradisi Festival Istiqlal.

Karenanya, ia menyayangkan ada pihak-pihak yang mencoba menodai peringatan hari lahir Masjid Istiqlal, dengan menebarkan berita-berita bohong. Parahnya, berita-berita itu menuduh Masjid Istiqlal menutup pintunya, menghalangi umat Islam yang hendak shalat.

"Kok tega buat berita seperti itu, tapi kita doakan semoga yang menebarkan berita itu mendapatkan hidayah," ujar Muzammil.

Meski begitu, ia menegaskan, berita-berita sumir tidak akan mampu mengurangi kekhidmatan Masjid Istiqlal yang akan memperingati hari lahirnya. Muzammil berharap, perhelatan Merayakan Milad Istiqlal mampu menampilkan wajah Islam yang penuh keramahan dan kesejukan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement