Rabu 22 Feb 2017 23:50 WIB

McMaster, Penasihat Keamanan yang tak Sejalan dengan Trump

Herbert Raymond McMaster.
Foto: Alchetron.
Herbert Raymond McMaster.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump selama ini selalu menunjukkan sedikit kesabaran dalam menghadapi perbedaan pendapat. Namun tampaknya kesabaran Trump akan semakin diuji oleh Penasihat Keamanan Nasional barunya, Letnan Jenderal H.R. McMaster.

McMaster bergabung dengan staf Gedung Putih dengan membawa pandangan yang tak sejalan terkait Rusia, kontraterorisme, dan masalah keamanan militer utama lainnya. Pandangannya tidak hanya berbeda dari loyalis-loyalis Trump, tetapi juga berbeda dari Trump sendiri.

McMaster merupakan seorang tokoh intelektual militer yang gagasannya lebih banyak dibentuk oleh pengalaman daripada emosi dan lebih banyak dibentuk oleh praktik daripada politik. Ia mungkin akan terasa lebih asing berada di dunia politik dibandingkan dengan saat ia berada di Afghanistan dan Irak.

Meski demikian, McMaster tidak sendirian berjuang di Gedung Putih. Sejumlah tokoh militer AS turut bertugas dengannya, seperti Jenderal James Mattis yang menjadi Menteri Pertahanan, Jenderal Marinir Joseph Dunford yang menjadi Kepala Staf Gabungan, dan Senator John McCain yang menjadi Ketua Senat Komite Angkatan Bersenjata.

Juru Bicara Gedung Putih, Sean Spicer, mengatakan Trump memberikan kewenangan penuh kepada McMaster untuk menyusun tim keamanan nasional dengan cara yang dia inginkan.

Trump juga telah mengambil langkah yang tidak biasa dengan menunjuk Steve Bannon sebagai penasehat strategis utamanya di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih. Bannon dikenal memiliki pandangan ideologis sayap kanan.

"Beberapa orang seperti Steve Bannon telah dimasukkan ke dalam pemerintahan, orang-orang yang melihat segala sesuatu dengan sangat ideologis," kata seorang mantan perwira Angkatan Darat, Andrew Exum, yang telah berteman dengan McMaster selama lebih dari satu dekade.

"Kesalahan langkah awal Trump dalam imigrasi dan isu-isu lain justru memperkuat pengaruh tidak hanya dari H.R. McMaster, tetapi juga Menteri Pertahanan Mattis dan Menlu Tillerson," ungkap Exum.

Hal pertama yang membedakan McMaster dengan Trump adalah mengenai kebijakan AS terhadap Suriah, dan lebih luas lagi terkait kebijakan AS terhadap militan Islam radikal.

Pendekatan yang dilakukan McMaster selama ini untuk melawan militan Islam Sunni radikal agak sedikit berbeda. Ia memilih untuk memisahkan ekstrimis dari mayoritas penduduk lokal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement