Jumat 24 Feb 2017 13:01 WIB

Raja Salman Pilih Hotel dengan Kriteria Ini untuk Tempat Menginap Selama di Bali

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
Penguasa Arab Saudi, Raja Salman.
Foto: Reuters
Penguasa Arab Saudi, Raja Salman.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan tamu negara dan VVIP yang berkunjung ke Bali, termasuk Raja Salman bin Abudulaziz Alsaud menginap di kawasan International Tourism Development Corporation (ITDC), Nusa Dua. Ini karena hotel-hotel di kawasan tersebut sudah mengantongi sertifikasi Sistem Manajemen Pengamanan Hotel (SMPH) berstandar internasional.

"Ini sudah berlaku sejak APEC 2013 di mana seluruh kepala negara di dunia meminta sertifikasi untuk setiap hotel yang mereka tempati," kata Cok Ace kepada Republika, Jumat (24/2)

Kawasan ITDC, kata Cok Ace memiliki klasifikasi hotel berbintang sangat bagus. Sertifikasi ini menyangkut keamanan dalam penangkalan teroris, keamanan penyajian makanan, sirkulasi, hingga evakuasi jika terjadi bencana alam, dan sebagainya.

Ada setidaknya enam hotel di Nusa Dua yang sudah mengantongi SMPH kategori Gold, yaitu The Laguna Resort & Spa, The St Regis Bali Resort, Nusa Dua Beach Hotel & Spa, Courtyard by Marriott Bali Nusa Dua, The Westin Resort Nusa Dua Bali, dan Conrad Bali. Hotel lainnya di Nusa Dua yang mengantongi SMPH kategori Silver, di antaranya Grand Nikko Bali, Grand Hyatt Bali, Novotel Bali Nusa Dua Hotel & Residences, serta Mulia Resort & Villas Nusa Dua Bali.

Harga kamar di hotel-hotel berbintang tersebut juga variatif, hingga Rp 20 juta per malam. Tarifnya bisa melampaui angka tersebut jika ada permintaan khusus dari tamu.

Sertifikasi SMPH bekerjasama dengan Direktorat Pengamanan Obyek Vital (Ditpamobvit) Polda Bali. Tim ini sudah mengantongi sertifikat auditor tentang sistem manajemen pengamanan hotel. SMPH bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kerugian akibat ancaman, gangguan dan atau bencana di hotel, serta mewujudkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan di hotel.

Terkait aktivitas wisata, Cok Ace mengatakan kultur wisatawan mancanegara (wisman) Timur Tengah menyukai obyek pantai. Mereka juga suka mengunjungi tempat-tempat bersejarah berupa artefak, seperti pura, candi, museum, namun tidak mengikuti kegiatan keagamaan yang berlangsung.

"Bali sudah biasa menerima tamu kepala negara, sehingga sudah siap dengan kedatangan Raja Salman," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement