Jumat 24 Feb 2017 13:15 WIB

Haedar: Kedaulatan Hilang Akibat 'Tangan Raksasa' Kuasai Indonesia

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir usai memberikan iftitah pembukaan Tanwir Muhammadiyah di Islamic Center Ambon, Maluku, Jumat (23/2)
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir usai memberikan iftitah pembukaan Tanwir Muhammadiyah di Islamic Center Ambon, Maluku, Jumat (23/2)

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Pemerintah bersama kekuatan-kekuatan politik, seluruh institusi, serta komponen bangsa dan negara, berkewajiban mewujudkan kedaulatan Indonesia. Muhammadiyah juga juga merupakakan salah satu komponen bangsa, tidak ingin ada tangan-tangan raksasa mendikte dan mengganggu kedaulatan Indonesia.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, di negeri ini, semestinya tidak boleh ada kebijakan yang bertentangan dengan prinsip kedaulatan negara. Selain itu, negara tidak memberi ruang bagi kekuatan asing maupun domestik yang menguasai kekayaan dan perikehidupan nasional.

"Negara harus berdaulat secara hukum, agar tidak seorangpun di republik ini berbuat sekehendaknya tanpa supremasi hukum yang benar dan adil," kata Haedar saat berpidato di pembukaan Tanwir Muhammadiyah, Ambon, Jumat (24/2).

Pihaknya percaya dan memberi apresiasi tinggi atas kebijakan Pemerintahan Jokowi-JK dalam Nawacita poin satu yang bertekad menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa. Juga memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif dan keamanan nasional yang terpercaya.

Karena itu, Haedar menegaskan, jangan biarkan di negeri ini ada tangan-tangan raksasa mendikte, menyandera, dan menguasai Indonesia. Sehingga, menyebabkan hilangnya kedaulatan bangsa dan negara. "Muhammadiyah sungguh menyambut baik dan mendukung political-will Presiden Joko Widodo dengan menetapkan kebijakan new economic policy untuk tegaknya ekonomi berkeadilan sosial," ujarnya.

Haedar juga menerangkan, kebijakan strategis tersebut jika diwujudkan secara nyata akan menjadi paradigma dan terobosan baru. Terutama di era pemerintahan saat ini yang akan dikenang rakyat sebagai kado istimewa Indonesia. “Kita percaya pemerintah dapat menjalankan kebijakan-kebijakan prokedaulatan dan prokeadilan sosial secara konsisten," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement