REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Calon gubernur DKI Anies Baswedan berharap pelaksanaan Pilkada DKI putaran kedua pada 19 April nanti bisa berjalan dengan aman dan tanpa intimidasi. Itu diungkapkannya saat menghadiri pertemuan tertutup dengan komunitas Forum Anak Jakarta (FAJ) di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, akhir pekan ini.
Dalam kesempatan tersebut, Anies mengatakan bahwa ia sudah mendapat laporan tentang tentang adanya aksi intimidasi yang terjadi pada saat proses pemungutan suara Pilkada DKI pada 15 Februari lalu.
“Sejak kemarin, kami sudah mendengar cerita itu semua. Dan, kami berharap itu tidak terulang lagi pada 19 April mendatang,” ujar Anies, Sabtu (25/2).
Berdasarkan laporan yang dia terima, aksi intimidasi ternyata ditemukan di banyak tempat pemungutan suara (TPS) di DKI. Aksi semacam itu umumnya dilakukan oleh oknum-oknum tertentu sesudah jam 12 siang, yaitu ketika banyak sekali orang menggunakan surat keterangan (suket) untuk memilih.
“Ternyata petugas di beberapa TPS tidak selalu kenal dengan warga (pengguna suket) yang bersangkutan. Pengamanan di TPS setempat juga tidak selalu dilaksanakan dengan baik. Maka banyak yang jebol jadinya,” tutur Anies.
Menurut dia, laporan tersebut perlu diverifikasi lebih lanjut. Jika kasus intimidasi itu nanti memang terbukti, timnya siap mengambil langkah-langkah hukum.
Sebelumnya, Fredy Tuhenay alias Iwan Bopeng kedapatan melakukan intimidasi di TPS 27 Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur, pada hari pelaksanaan Pilkada DKI, Rabu (15/2) pekan lalu. Ketika itu, Iwan mendatangi TPS tersebut bersama sejumlah rekannya sesama pendukung pasangan pejawat Basuki T Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot), dengan mengenakan baju kemeja kotak-kotak.
Menurut rekaman video yang tersebar di laman Youtube, Iwan sempat mengamuk di TPS 27 Palmeriam sambil melontarkan kalimat 'tentara gue potong di sini, apalagi elu'. Tak pelak, kata-katanya itu menuai kemarahan banyak orang, terutama kalangan prajurit TNI.