REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull berkomitmen untuk terus meningkatkan hubungan antara kedua negara melalui peningkatan people to people contact di berbagai bidang kerjasama. Hal ini disampaikan kedua pemimpin negara seusai pertemuan bilateral antara Indonesia dan Australia di Kiribilli House, Sydney, Ahad (26/2).
"Pertemuan bilateral tadi merupakan bentuk komitmen yang tinggi untuk memperkokoh hubungan yang baik antar kedua bangsa," kata Presiden Jokowi, melalui keterangan pers yang diterima dari Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, Ahad (26/2).
Sementara itu, PM Turnbull menyampaikan, kerja sama di bidang pariwisata dan pendidikan merupakan bentuk kerja sama praktis yang dapat meningkatkan hubungan people to people contact. "Bali merupakan destinasi wisata nomor satu bagi Australia. Tahun lalu saja ada sekitar satu juta turis Australia berlibur ke Bali," imbuhnya.
Di bidang pendidikan, PM Australia menyatakan, Australia merupakan tujuan populer bagi pelajar Indonesia yang ingin bersekolah di luar negeri. Sebaliknya, Indonesia merupakan tujuan utama bagi anak muda Australia untuk belajar di bawah skema Colombo Plan.
Masih dalam bidang pendidikan, Presiden Joko Widodo secara khusus menggunakan kunjungannya kali ini untuk meningkatkan pengajaran bahasa Indonesia di Australia. "Saat ini tiga balai bahasa sudah ada di Perth, Canberra, dan Melbourne. Kita akan membuka di kota-kota lain dalam waktu dekat, karena saya dengar ada 160 ribu pelajar Australia yang belajar bahasa Indonesia," ucap Presiden.
Pertemuan bilateral yang berlangsung kurang lebih selama satu jam itu juga menghasilkan beberapa kesepakatan di berbagai bidang. Di bidang kerja sama ekonomi, kedua negara sepakat untuk menyelesaikan proses IACEPA (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement) di akhir tahun 2017 ini. "Kita sepakat agar negosiasi IACEPA diharapkan dapat selesai tahun 2017," ucap Presiden Jokowi.
Di bidang perdagangan, Presiden Jokowi menekankan dan mengharapkan adanya pemghapusan biaya tarif dan non tarif untuk produk-produk Indonesia khususnya kertas dan minyak kelapa sawit. "Sementara itu di bidang politik, saya menyambut baik kerja sama di bidang pemberantasan terorisme dan trans-national organize crime," ucap Presiden Jokowi.