Selasa 28 Feb 2017 17:01 WIB

Fintech Syariah Miliki Potensi Besar untuk Dikembangkan

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
ilustrasi financial technology
Foto: integral-storage.com
ilustrasi financial technology

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Layanan financial technology (fintech) berbasis syariah dinilai memiliki potensi yang besar. Dilansir dari National Law Review, Selasa (28/2), Profesor Volker Nienhaus, seorang Profesor di Pusat Internasional untuk Pendidikan di Islamic Finance di Malaysia menjelaskan, penelitian menunjukkan bahwa hanya ada tiga platform crowdfunding berbasis ekuitas dan dua platform crowdfunding berdasarkan pinjaman yang aktif dan sesuai syariah compliant pada 2016. 

"Ini merupakan pertanda bahwa ada lebih banyak ruang untuk pengembangan fintech ini," ujar Nienhaus.

Menurut Nienhaus, fintech di banyak negara Timur Tengah masih tidak diatur, walaupun baru-baru ini ada gerakan menuju ke sana melalui regulasi sandbox dan metodologi lainnya. 

Nienhaus merinci bahwa isu-isu yang beberapa lulusan syariah temukan dengan cryptocurrencies, peer to peer lending dan inovasi fintech lainnya adalah penghalang bagi perkembangan fintech yang syariah compliant. Dalam hal tersebut perlu pertanyaan spesifik yang lebih lanjut pada lulusan syariah saat aspek teknologi menjadi jelas.

Misalnya, di sektor asuransi, ada takaful (asuransi yang syariah-compliant) platform yang bertujuan untuk menciptakan kepercayaan antara pemegang polis dan perusahaan asuransi, yang akan meningkatkan disiplin klaim dan mengurangi premi dan membayar tagihan.

Selain itu, Nienhaus memprediksi bahwa consumer banking syariah bisa terganggu di masa depan oleh adanya kredit perdagangan murni. "Platform e-commerce yang kaya akan syariah-compliant cash dapat menyediakan jasa keuangan setara dengan Amazon atau Alibaba secara syariah-compliant," katanya.

Platform ini dapat menjual barang halal dan menyetujui syariah compliance. Mereka juga bisa menawarkan barang dengan dua harga, yakni harga tunai dan harga pembayaran ditangguhkan (yang terakhir diterima berdasarkan prinsip syariah). Platform ini langsung bisa memeriksa kelayakan kredit dari pembeli dan akan memiliki toleransi risiko kredit lebih tinggi dari bank tradisional.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement