REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kedatangan Raja Salman ke Indonesia pada Rabu (1/3) terbilang bersejarah. Sebab, terakhir kali penguasa Arab Saudi mengunjungi Indonesia adalah pada 47 tahun silam atau hampir setengah abad lamanya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat al-Irsyad al-Islamiyyah, Abdullah Djaidi, menilai kunjungan Raja Salman besok akan meningkatkan hubungan baik antara RI dan Arab Saudi.
“Kami mengucapkan, selamat datang, selamat berkunjung ke Indonesia, negara yang mayoritas Muslim di dunia. Kunjungan ini adalah salah satu yang bersejarah, setelah sekian lama, sejak raja terdahulu, pada 47 tahun lalu,” ujar Abdullah Djaidi saat dihubungi, Selasa (28/2).
Dia meneruskan, kedatangan rombongan Raja Salman ini bernilai strategis bagi pemerintah dan umat Islam Indonesia pada umumnya.
Selain meningkakan hubungan bilateral, pemerintah RI diharapkan dapat memanfaatkan sebaik mungkin kedatangan Raja Salman beserta para pangeran dan menteri Arab Saudi ini. Misalnya, sebut Abdullah, dalam soal haji dan umrah.
“Baik dalam hal hubungan ekonomi, budaya, maupun tentunya kepentingan-kepentingan keislaman. Ini mudah-mudahan sebagai bagian dari persaudaraan RI-Arab yang selama ini sebetulnya sudah kuat,” kata dia.
Nantinya, Raja Salman dijadwalkan akan bertemu dengan ormas-ormas Islam di Indonesia. Kabar ini telah dibenarkan duta besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah al-Shuaibi, hari ini.
Baca juga, DPR Siapkan Penyambutan Khusus untuk Raja Salman.
Terkait itu, PP al-Irsyad berharap pertemuan tersebut akan menghasilkan kesepahaman yang baik untuk semakin meningkatkan jalinan ukhuwah Islam. Abdullah yakin, penguasa Arab Saudi itu tak akan menyinggung persoalan internal Indonesia.
“Mudah-mudahan kunjungan ini tak sekadar seremonial. Penguatan hubungan yang strategis, apalagi tersusun dalam perwujudan kerja-kerja sama. Itu harapan kita,” tukasnya.