Jumat 03 Mar 2017 10:18 WIB

Cegah Migran Ilegal, Hungaria Bangun Pagar Canggih Beraliran Listrik

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Winda Destiana Putri
Imigran ilegal (ilustrasi)
Foto: Corbis
Imigran ilegal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GARA -- Hungaria membangun pagar canggih bermuatan listrik di Hungaria Selatan untuk mencegah masuknya migran ilegal. Negara ini adalah titik persimpangan utama untuk trekking ratusan ribu migran ke Eropa pada puncak krisis migran di tahun 2015.

Selain mampu memberikan kejutan listrik untuk migran yang tidak diinginkan, pagar tersebut juga dipersenjatai dengan sensor panas, kamera, dan pengeras suara yang berbunyi dalam beberapa bahasa. Namun sumber mengatakan muatan listrik yang dihasilkan pada kawat pagar termasuk ringan. Polisi juga berpatroli di sekitar sana. "Perhatian, perhatian. Saya memperingatkan Anda bahwa Anda berada di perbatasan Hungaria," pengeras suara mengatakan dalam bahasa Inggris, Arab dan Persia.

"Jika Anda merusak pagar, menyeberang secara ilegal, atau mencoba untuk menyeberang, itu termasuk kejahatan di Hungaria. Saya memperingatkan Anda untuk menahan diri dari melakukan kejahatan ini. Anda dapat mengirimkan permohonan suaka di zona transit."

Zona transit terdiri dari dua pos perbatasan, di mana total hanya 10 migran per hari yang diperbolehkan masuk sesuai hukum di Hungaria. Kelompok-kelompok HAM mengecam pembatasan tersebut karena jelas tidak memadai. Dengan cara itu sama saja menciptakan suatu hambatan yang ketat, dan memungkinkan para migran untuk bertindak secara ilegal.

Pembangunan pagar canggih tersebut dilakukan oleh 700 narapidana. Saat ini baru selesai 10 kilometer. Sedangkan sisanya sepanjang 140 kilometer di sepanjang perbatasan dengan Serbia ditargetkan selesai hanya dalam waktu dua bulan.

Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban menyebutkan imigrasi massal dari Timur Tengah dan Afrika merupakan ancaman eksistensial bagi cara hidup Eropa.

Wali kota perbatasan Asotthalom Laszlo Toroczkai pembangunan pagar tersebut masih kurang efektif untuk perdagangan manusia. "Pagar sebelumnya adalah solusi yang cepat dari pemerintah, tetapi tidak sempurna karena perdagangan manusia dilengkapi dengan alat untuk memotongnya," kata Toroczkai yang pertama kali menyerukan perbatasan harus disegel pada 2014. Toroczkai juga mengatakan pagar canggih ini lebih meyakinkan dan jauh lebih serius.

Pemerintah telah mengalokasikan 123 juta euro untuk pagar kedua ini. Kepala staf Orban, Janos Lazar pada Kamis (3/3) menyebutkan total biaya untuk usaha perbatasan, termasuk patroli dan zona transit, sudah mendekati 1 miliar euro.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement