Senin 06 Mar 2017 14:38 WIB

6 Perusahaan Terlibat Kartel Cabai, Kementan: Bongkar Sampai Akarnya

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Pedagang memilah cabai di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (4/1) malam. Harga cabai di sejumah pasar tradisional di Jakarta mengalami kenaikan. Terutama harga cabai rawit merah melonjak hingga Rp 130.000/Kilogramnya,hal ini disebabkan karena tingginya curah huja
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang memilah cabai di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (4/1) malam. Harga cabai di sejumah pasar tradisional di Jakarta mengalami kenaikan. Terutama harga cabai rawit merah melonjak hingga Rp 130.000/Kilogramnya,hal ini disebabkan karena tingginya curah huja

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta pihak berwajib dan Direktur Jenderal Hortikultura untuk membongkar secara tuntas kasus kartel cabai. Akhir pekan lalu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan Bareskrim mengungkapkan keterlibatan enam perusahaan cabai swasta besar yang terlibat kartel.

"Kami minta dibongkar sampai akar-akarnya," katanya kepada wartawan usai acara pelantikan pejabat eselon di Gedung Kementerian Pertanian, Senin (6/3).

Ia menegaskan agar para pelaku ditindak tegas. Koordinasi pun telah dilakukan dengan berbagai pihak termasuk melakukan penandatangan MoU dengan pihak kepolisian. Sebelumnya sempat terjadi kasus pelanggaran hukum pupuk palsu dan pengoplosan beras. "Ini orang-orang yang nggak tanggung jawab, nggak mengasihani bangsanya sendiri," kata dia.

Temuan kartel tersebut terjadi saat harga cabai terutama jenis cabai rawit tinggi. Harga cabai rawit tembus di atas Rp 100 ribu. Namun, kenaikan harga cabai ini dinilai terjadi karena cuaca ekstrem hujan yang menurunkan hasil panen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement