REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dunia Perfilman Indonesia kembali menyelenggarakan Hari Perfilman Nasional (HPN) pada 30 Maret mendatang. Kali ini penyelenggara mencoba merayakan keberagaman Indonesia melalui film, sesuai dengan tema yang telah ditentukan selama sebulan penuh.
Ketua Perfilman Indonesia (BPI), Chand Parwez mengatakan, tema kali ini sangat menarik dan sesuai dengan kondisi Indonesia. Tema keberagaman ini hadir mengingat beberapa negara maju selalu beri pernyataan positif pada film Indonesia dengan keberagaman yang ditawarkan.
“Seperti ada film lokal yang di Makassar yang jelas dapat menjadi cikal bakal industri film lokal di daerah lainnya. Itu sangat menarik dan penting,” ujar Chand di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Jakarta, Senin (6/3).
Pada kesempatan sama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjier Effendy mengatakan, keberagaman ini juga berhubungan dengan isu-isu yang terjadi dan berkembang di masyarakat. Selama ini masih banyak perbedaan pendapat yang mungkin saling bertentangan. Untuk itu, dia berharap masyarakat dapat lebih menikmati dan merayakan keberagaman melalui film Indonesia.
Ketua Panitia Penyelenggara HPN, Lasja F Susastyo menerangkan, kegiatan ini dilakukan karena adanya dua momentum yang ingin diangkat. Hal-hal itu yakni capaian rekor 36 juta lebih penonton Indonesia sepanjang 2016. Kemudian hadirnya pembebasan investasi asing di semua sektor perfilman. Dua hal ini diyakini dapat membawa perfilman Indonesia ke babak baru.
Di sisi lain, Lasja menambahkan, perayaan perfilman Indonesia juga diharapkan dapat menjadi momentum baik, bagi pemerintah, pemangku kepentingan perfilman dan masyarakat.
“Diharapkan dapat memaksimalkan film guna mempropagandakan keberagaman Indonesia. Tak lupa juga berharap bisa meningkatkan akses masyarakat untuk menonton film,” kata dia.
Sebagai informasi, pada HPN 2017 akan ada beberapa kegiatan selama Maret ini. Beberapa di antaranya seperti penyangan film di komunitas, bioskop keliling, di luar negeri dan KRL Commuterline Jabodetabek. Tak lupa juga menayangkan di jaringan XXI, CGV dan Cinemaxx serta Focus Group Discussion (FGD) komunitas.
“Film yang akan kami tayangkan adalah film-film yang memenangkan beberapa penghargaan nasional. Kita juga berharap bisa menyiarkan pula film yang bertemakan keberagaman seperti Salawaku, Athirah dan sebagainya,” ujar Lasja.