REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota Solo menjajaki kerjasama program sister citya atau kota kembar dengan Pemerintah Kota Guilin, Cina. Kedua kota akan mengawali pembangunan kota dengan konsep sister city dimulai dari sektor pariwisata, pengigikan, kebudayaan dan lainnya.
Konsulat Jendral RI di Guangzhu, Cina mengatakan pariwisata menjadi sekor yang menjanjikan untuk dilakukan kerjasama. Terlebih potensi pariwisata di kedua kota baik Solo maupau Guilin mampu memikat banyak wisatawan. "Pariwisata yang utama dalam penajajakan kerjasama ini, Guilin menjadi salah satu kota yang banyak dikunjungi wisatawan, mempunyai kemasan paket wisata yang menarik," tutur Herbhayu saat berkunjung ke Balai Kota Solo pada Rabu (8/3).
Herbhayu menjelaskan setiap tahunnya terdapat lebih dari 120 juta rakyat Cina yang berwisata ke luar negri. Kendati demikian, dari jumlah tersebut hanya 1,7 juta jiwa saja yang memilih Indonesia sebagai negara tujuan wisata. Untuk itu, melalui kerjasama sister city di sektor pariwsata itu, jelas dia, Pemkot Guilis akan mendorong kunjungan wisatawan dari Cina ke Solo.
Sebaliknya, Pemkot Guilin juga mempromosikan sektor wisata kepada Pemkot Solo. Hal ini lantaran Guilin dikenal dengan salah satu kota yang memiliki beragam tempat wisata alam menarik di Cina. Selain itu Guilin siap untuk berbagi tips dalam promosi wisatawan kepada Pemkot Solo.
"Guilin lebih kecil dari Solo tapi banyak wisatawan yang datang karena pesona alam di sana. Ini yang bisa kita kerjasamakan. Pemerintah Guilin diharapkan bisa mendorong kunjungan wisatawan dari Tiongkok ke Solo. Sementara Pemkot Surakarta bisa belajar pengemasan paket-paket wisata di Guilin," tuturnya.
Diagendakan pada festival Solo Menari yang berlangsung April mendatang, Pemkot Guilin juga akan mengirimkan sejumlah penarinya untuk mengikuti rangkaian kegiatan tersebut. Diaharpkan para penari dapat belajar banyak tentang budaya menari dari masyarakat Solo.