REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Tayyip Erdogan menyebut Belanda seperti Banana Republic. Banana Republic sebuah konsep dalam ilmu politik yang biasanya digunakan untuk merujuk negara kecil di Amerika Latin. Biasanya ekonomi Banana Republic tergantung pada ekspor buah seperti pisang.
Erdogan juga mengatakan Belanda harus dijatuhi sanksi karena telah melarang masuk Menteri Turki untuk bicara di Rotterdam. Erdogan saat ini memang tengah mencari suara di Jerman dan Belanda untuk memastikan kemenangannya dalam referendum yang membuatnya posisinya sebagai presiden semakin kuat.
"Saya memanggil organisasi internasional di Eropa atau manapun untuk memberikan sanksi kepada Belanda," kata Erdogan, Ahad (12/3).
Menteri Luar Negeri Turki Melvut Cavusoglu mengatakan Belanda sebagai ibu kota Fasis. Ia dilarang terbang ke Belanda. Dan Menteri Keluarga dan Kebijakan Sosial Turki Fatma Betul Sayan Kaya dilarang masuk konsulat Turki dan dipaksa masuk Jerman.
"Apakah Eropa sudah melakukan sesuatu? tidak. Kenapa? karena mereka tidak menggigit satu sama lain. Belanda bertindak seperti Banana Republic," kata Erdogan, dikutip dari Reuters.
Sementara itu Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan pernyataan Presiden Turki Tayyip Erdogan tidak membantu meredupkan ketegangan. Rutte menegaskan Belanda tidak mencari konfrontasi dengan Turki. Ia menyatakan Belanda akan mempertimbangkan pilihan lebih lanjut jika tidak ada pernyataan Erdogan yang menyudutkan.
"Sekarang saatnya untuk mereda ketegangan untuk kepentingan antar pemimpin dan kepentingan kerjasama tapi tentu Turki harus membantu dan apa yang mereka katakan hari ini tidak membantu," kata Rutte.