REPUBLIKA.CO.ID, CILILIN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat mengungkapkan keinginan warga Kampung Jati Radio RW 12, Desa Cililin, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, korban longsor yang terjadi Jumat (10/3) kemarin untuk direlokasi harus berdasarkan kajian dari pihak geologi terlebih dahulu. "Kalau relokasi warga berpedoman pada kajian teknis geologi. Memang kita belum mengajukan pengkajian di Jati Radio layak jadi permukiman atau direlokasi," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kab Bandung Barat, Dicky Maulana, Senin (13/3).
Menurutnya, upaya relokasi tidak mudah dilakukan. Sebab harus juga menyiapkan infrastuktur seperti lahan serta untuk pembangunan rumah. Sehingga prosesnya sangat panjang dan intinya relokasi berdasarkan kajian teknis.
Ia menuturkan, mulai hari ini pihaknya sudah melakukan pembersihan material longsor. Diperkirakan akan dilaksanakan selama satu minggu ke depan sebab pembersihan dilakukan secara manual dengan dibantu anggota TNI Polri dan relawan.
Dia mengatakan penanganan terhadap pengungsi sendiri sudah dilakukan dengan pendirian dapur umum dan kebutuhan lainnya. Serta banyaknya perhatian dari masyarakat yang peduli terhadap korban longsor. "Kita juga minta dinas teknis tindak lanjut seperti apa terhadap longsor apakah perlu tidak menahan tanah," ungkapnya.
Dicky mengatakan siang hari pengungsi beraktivitas seperti biasa. Namun menjelang malam warga masih merasa khawatir akan terjadi longsor susulan. Oleh karena itu, pihaknya masih melihat kondisi cuaca ke depan. Jika tidak hujan maka warga bisa kembali ke rumah masing masing. Menurutnya, total pengungsi saat ini mencapai 54 KK 213 jiwa menurun dari hari pertama kejadian longsor yang mencapai 161 KK.
(Baca Juga: Warga Korban Longsor Cililin Minta Direlokasi)