Selasa 14 Mar 2017 13:15 WIB

BI Ingin Semakin Banyak Orang Punya Rekening Bank, Ini Langkahnya

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
 Logo Bank  Indonesia, Bank Indonesia
Foto: Reuters/ Iqro Rinaldi
Logo Bank Indonesia, Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia menyebut literasi keuangan masyarakat di Indonesia masih rendah. Karena itu, BI akan menggencarkan penggunakan agen lembaga keuangan digital dan penyaluran bantuan nontunai agar literasi keuangan tumbuh.

Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Pungky P Wibowo menyatakan, minimnya masyarakat yang terhubung ke lembaga keuangan formal, mempengaruhi kesejahteraan. Hal itu karena masyarakat tidak mempunyai tempat untuk menyimpan aset.

"Jadi tertutup potensi untuk mendapatkan pembiayaan dan produk keuangan lainnya," ujar Pungky, di Gedung BI, Jakarta, Senin, (13/3).

Jumlah masyarakat Indonesia yang telah memiliki rekening di bank terus meningkat sejak 2011. Berdasarkan data Financial Inclution Index (Findex) Bank Dunia pada 2014 jumlahnya 36 persen atau sekitar 90 juta masyarakat dewasa, sementara tiga tahun sebelumnya hanya 19,69 persen. Meski ada peningkatan, tetapi literasi perbankan di Indonesia dinilai masih cukup rendah.

Menurutnya, keterbatasan akses keuangan disebabkan permintaan dan terkait bisnis bank. Permintaan meliputi jarak yang cukup jauh ke kantor cabang, waktu antre, formalitas tinggi, dan tidak adanya dokumen indentitas lengkap. Sedangkan terkait bisnis bank, perbankan masih menganggap layanan keuangan untuk masyarakat kecil bukan bisnis menguntungkan. Ini karena pendirian kantor cabang butuh investasi besar dengan syarat cukup kompleks.

"Perbankan juga (masih) merasa tidak adanya produk sesuai untuk segmen nasabah tersebut," kata Pungky. Ia mengatakan, BI menarget sebanyak 75 persen masyarakat Indonesia dapat memiliki rekening bank pada 2019.

Demi mencapai target tersebut, pemerintah telah menjalankan Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) sejak 2016. Melalui program itu, jumlah masyarakat berbank diharapkan bisa menyamai Cina, India, Malaysia, dan lainnya.

Pungky mengatakan, usaha yang dilakukan BI untuk meningkatkan literasi keuangan di antaranya menambah jumlah agen lembaga keuangan digital. Saat ini, sudah menembus 140.743 dan tersebar di 489 kabupaten atau kota. Agen terdiri dari individu serta badan hukum dari lima bank yaitu Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia (BCA), dan CIMB Niaga.

Kini, BI pun meningkatkan penyaluran bantuan sosial nontunai, sehingga otomatis masyarakat membuat rekening. Program Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT) telah disalurkan kepada sekitar 1,4 juta orang. "Nantinya bantuan itu akan disalurkan menggunakan kartu kombo yang diterbitkan bank-bank negara. Subsidi elpiji juga akan disalurkan lewat kartu kombo, tapi sifatnya masih pilot project," ujarnya.

Ia menambahkan, uji coba penyaluran subsidi elpiji akan dimulai 1 April mendatang di beberapa daerah seperti Bali dan Batam. "Rencananya akan diintegrasi juga dengan subsidi listrik," kata Pungky.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement