REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Indonesian Institute for Development and Democracy (Inded) Arif Susanto mengungkapkan cara agar pasangan Anies-Sandi tetap menjadi pilihan utama di Pilgub DKI, meski keduanya dilaporkan ke KPK dan Polda Metro Jaya. Selain membuktikan keduanya tidak bersalah, Anies-Sandi juga, menurut dia, harus bisa mengatasi tekanan opini.
"Anies dan Sandi bukan hanya perlu memastikan diri tak bersalah, mereka juga harus bisa atasi tekanan opini, jika ingin tetap menjadi pilihan utama," kata Arif kepada Republika.co.id, Rabu (15/3).
Anies Baswedan dilaporkan ke KPK atas dugaan penyimpangan penggunaan dana di pameran Frankfurt Book Fair 2015. Sementara, Sandiaga dituduh telah melakukan penggelapan uang, yang dilaporkan oleh Ketua Dewan Direksi Ortus Holdings Edward S Soeryadjaya.
Meski begitu, pelaporan tersebut, menurut dia, tidak akan menurunkan elektabilitas keduanya sebelum ada putusan pengadilan. Justru, kata dia, yang bisa menurunkan elektabilitas pasangan tersebut adalah perang opini yang biasanya terjadi di media dan internet.
"Sejauh belum diputuskan pengadilan, perang opinilah yang menentukan pengaruh kasus tersebut dan elektabilitas. Ekspose media dan efek gema pembicaraan topik tersebut di internet dapat mengubah situasi," kata Arif.
Menurut dia, efek dari pelaporan tersebut masih bisa diminimalisasi selama keduanya bisa mengatasi tekanan opini. "Hingga saat ini, dampak kasus tersebut masih bisa diminimalisasi," katanya.