REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wafatnya KH Hasyim Muzani membuat umat Islam berduka, termasuk bagi Ustaz Arifin Ilham. Ustaz Arifin menyampaikan innaa lillah wa innaa ilaihi roojiuun atas wafatnya Kyai Hasyim Muzadi.
''Sungguh duka mendalam bukan hanya warga NU, tetapi kita semua umat Islam dan bahkan rakyat bangsa Indonesia tercinta ini,'' ungkap Ustaz Arifin dalam keterangan tertulis, Kamis (16/3).
Sungguh doa selalu dipanjatkan untuk guru kita mulia tercinta karena Allah SWT, almarhum ayahanda KH Ahmad Hasyim Muzadi rahimahullah. Ustaz Arifin mendoakan semoga Allah SWT mengampuni dan memaafkan semua dosa dan kesalahan Kyai Hasyim yang mulia yang berjuang dalam syariat dan Sunnah Nabi Muhammad. ''Terimalah semua amal ibadah beliau, jadikanlah kuburan guru kami sebagai taman surga-Mu,'' kata Ustaz Arifin.
Ustaz Arifin juga berdoa kepada Allah SWT semoga Allah SWT hadirkan ulama pejuang dan pewaris para nabi melanjutkan perjuangan Kiai Hasyim. Ulama yang menjadi waratsatul anbiya, pewaris para nabi yang berjuang dengan keteladanan, sabar, kasih sayang, dan selalu mendoakan umat dan negerinya di penghujung malamnya.
Rasulullah bersabda, ''Maut al-Alim mushibatun la tujbaru wa tsulmatun la tusaddu, wa huwa najmun thamsun. Wa mautu qabilatin aisaru li min mauti alim. Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama'' (HR al-Thabrani).
Rasulullah juga bersabda, ''Khudzu al-ilma qabla an yadzhaba! Qalu: Ya Rasulallah, wa kaifa yadzhabu? Qala: Inna dzahaba al-ilmi dzahabu hamalatihi'', ''Pelajarilah ilmu sebelum ilmu pergi! Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin ilmu bisa pergi? Rasulullah menjawab: Perginya ilmu adalah dengan perginya (wafatnya) orang-orang yang membawa ilmu (ulama)'' (HR al-Thabrani).
Imam al-Ghazali berkata, ''Idza mata al-’Alimu tsaluma fi al-Islam tsulmatun la yasudduha illa khalafun minhu'', ''Jika satu ulama wafat, maka ada sebuah lubang dalam Islam yang tak dapat ditambal kecuali oleh generasi penerusnya'' (Ihya Ulumiddin).
Guru umat, guru bangsa, ulama besar, tokoh utama NU, intelektual kharismatik, dan sosok ayah KH Ahmad Hasyim Muzadi dipanggil Allah menghadapNya di usia 73 tahun di Rumah Sakit Malang Jawa Timur, Kamis (16/3). Jenazah Kyai Hasyim InsyaAllah akan dikebumikan di Kompleks Pondok Pesantren Al Hikam Depok Jawa Barat ba'da dzuhur.