REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Warga Kukusan Kota Depok Jawa Barat merasa kehilangan sosok ulama yang kharismatik dan selalu dekat masyarakat dalam kehidupan sosial dan keagamaan.
Hal tersebut diungkapkan, Ade warga sekitar kediaman Alm KH Hasyim Muzadi yang meninggal dunia dalam usia 72 tahun pada Kamis (16/3) pukul 06.15 WIB di Malang Jawa Timur. Menurutnya, almarhum merupakan sosok ulama yang dekat dengan masyarakat, dengan selalu membantu warga sekitar dalam kegiatan sosial dan keagamaan.
Ade mengatakan sejak berdirinya Pesantren Al Hikam di Depok, warga sekitar sangat terbantu dalam mempelajari agama Islam. "Banyak santrinya yang mengajarkan baca Alquran. Sangat terbantu sekali warga sekitar dalam ilmu agama," kata Ade.
Hal senada juga dikatakan warga Depok lainnya yang bertempat tinggal di sekitar Pesantren Al Hikam, Faisal. Dia mengatakan KH Hasyim Muzadi merupakan sosok ulama yang bersahaja dan kharismatik.
Baca: Muhammadiyah: KH Hasyim Muzadi Jembatan Keberagaman di Indonesia
"Tentunya kami kehilangan ulama besar yang dimiliki bangsa Indonesia," katanya.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden KH Ahmad Hasyim Muzadi tutup usia pada usia 72 tahun, pada Kamis pukul 06.15 WIB.
Menurut putra Hasyim, Yusron Shidqi, jenazah mantan Ketua PBNU tersebut akan diberangkatkan ke Pesantren Al Hikam Depok Jawa Barat, dari Malang Jawa Timur bakda zuhur dan akan dishalatkan di pesantren tersebut.
KH Hasyim Muzadi lahir di Tuban 8 Agustus 1944, dan menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015. Kiai Haji Ahmad Hasyim Muzadi lahir di Bangilan, Tuban, 8 Agustus 1944. Dia adalah salah satu tokoh dan intelektual Islam utama Indonesia yang pernah menjabat ketua umum Nahdlatul Ulama dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam di Malang dan Depok ini sempat mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor dari 1956 sampai dengan 1962.