REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Hasyim Muzadi dinilai sebagai tokoh nasionalis Islam maupun tokoh Islam nasionalis yang bisa mencontohkan bagaimana orang Indonesia hidup menurut keberbedaan, keberagaman tetapi tetap bersatu.
"Jadi dia itu Indonesia banget dan Islam banget," kata Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD di Kepatihan Yogyakarta, Kamis (16/3).
Sehingga, kata dia, Hasyim bisa memadukan Keislaman dan Keindonesiaan. Kia Hasyim juga bisa menyampaikan dengan gaya hidup yang santai, penuh humor, tidak terasa mendikte kalau menyampaikan sesuatu. Ia mengkritik tidak menyakitkan hati dan menjelaskannya sambil tertawa-tawa. Sehingga orang yang dikritik kadangkala senang tetapi masuk.
"Kami berduka Pak Hasyim Muzadi telah pergi, tetapi itu tidak bisa dihalangi karena takdir Tuhan," kata Mahfud sedih.
Ia mengaku ketemu terakhir yang berbicara agak leluasa ketika ada diskusi di televisi yang topiknya membahas Dimas Kanjeng.
Beliau mengatakan Indonesia menghadapi masalah serius dan Hasyim pun meminta ia ketemu.
"Kemudian beliau menarik saya untuk datang ke rumahnya dan saya bilang kami atur. Namun sejak itu beliau pergi ke Jepang dan Australia kemudian sakit. Sehingga saya belum sempat mengontak lagi karena sakitnya agak lama lagi,’’ jelasnya.
Pertemuan terakhir Mahfud secara fisik tetapi tidak bisa berkomunikasi tanggal 27 Februari di Malang setelah menghadiri promosi doctor Menteri PAN dan RB di Surabaya.
Baca juga, Ini Pesan-Pesan Kiai Hasyim Saat di Rumah Sakit.
"Dari situ saya lari ke Malang. Saya mau menangis rasanya melihat KH Hasyim Muzadi karena hampir tidak mengenali lagi wajahnya, karena sudah kurus sekali dan tidak bisa berkomunikasi. Ketika dibisikkan ke telinga beliau oleh putranya bahwa saya datang lalu tangannya bergerak dengan pelan pertanda mengucapkan selamat datang dan bergerak minta minum setelah itu bicara. 'ya Pak Mahfud saya doakan," ceritanya.