Selasa 21 Mar 2017 15:19 WIB

Dialog dengan Wantim MUI, Tito: Polri Selalu Dijadikan Kambing Hitam

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
 Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pertimbanhan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar dialog dari hati ke hati bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Gedung MUI, Jakarta, Selasa (21/3) siang. Dialog tersebut dihadiri oleh 30-an orang yang terdiri dari anggota Wantim MUI dan sejumlah undangan. Ketua Wantim MUI Prof Din Syamsuddin mengatakan dialog bersama Kapolri tersebut merupakan dialog yang ketiga kalinya. Kali ini, Wantim MUI mengangkat tema "Dialog Ulama-Umara: Menguhkan Kondusifitas Umat".

"Ini dialog yang ketiga bersama Pak Kapolri. Mari kita gunakan kesempatan ini untuk berdialog dari hati ke hati," ujar Din saat membuka acara tersebut, Selasa (21/3).

Namun, sebelum dialog dimulai, Din mengajak perserta dialog untuk mendoakan mantan ketua PBNU, KH Hasyim Muzadi, yang baru wafat pada Kamis (16/3) kemarin. Kemudian, Kapolri dan peserta pun menengadahkan tangannya dan mendoakan anggota Wantim MUI yang telah wafat tersebut.

Setelah itu, acara pun langsung dimulai dan forum diserahkan kepada Kapolri. Setelah Kapolri menyampaian materinya, peserta akan dipersilakan bertanya untuk mendalami apa yang disampaikan Kapolri.

Dalam paparannya, Kapolri berbicara banyak tentang kebinekaan yang harus dirawat oleh rakyat Indonesia, termasuk oleh MUI sendiri. "Saya ingin lebih menampilkan topik tentang kebinekaan. Karena ini merupakan tanggung jawab kita semua," kata Tito.

Namun, dikatakan Tito, selama ini, Polri selalu dijadikan kambing hitam dalam setiap ada konflik. Bahkan, berdasarkan salah satu pepatah dari Inggris, polisi dianalogikan seperti halnya daging di antara sandwich.

"Jadi ada konflik sosial, politik, termasuk konflik keagamaan, polisi selalu berada dalam keadaan tertekan, baik dari bawah atau atas," ucap mantan kapolda Metro Jaya tersebut.

Karena itu, Tito mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk selalu menjaga kebinekaan dan mencegah adanya perpecahan antarkelompok. "Jika kebhinnakaan tidak ada masalah, kita bersyukur. Tapi jika ada masalah, kita harus merawatnya," ujar Tito.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement