REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait meminta orang tua menyiapkan anak untuk selalu mengahadapi masalah. Hal tersebut untuk menghidarkan anak lari dari masalah yang tengah dihadapi.
"Orang tua diharapkan menyiapkan anak menghadapi tantangan yang ada. Bukan menghindari tantangan," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (21/3).
Menurutnya, apabila anak menjadi pribadi yang tak siap menghadapi masalah, mereka akan mencari pelarian untuk meluapkan emosinya, seperti geng motor dan tawuran. Selain itu, Arist mengimbau orang tua agar tidak abai terhadap anak-anaknya. Orang tua, ia melanjutkan, harus menjadi teladan bagi anak-anaknya.
Arist tidak menampik, masih banyak orang tua yang lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan materi dibanding kasih sayang. "Faktanya di lapangan orang tua permisif, seolah dengan memberikan sesuatu pada anak misal gawai sudah selesaikan masalah," jelasnya.
Arist mengingatkan, dunia remaja mempunyai energi khusus. Energi kepahlawanan yang membuat setiap remaja, khususnya laki-laki, untuk tambil berbeda. "Apa yang terjadi sekarang, tawuran, kejahatan lain, itu karena tertutupnya atau tersumbarnya energi remaja," ujar dia.
Ia berujar, setiap orang tua harus memahami, masa remaja membuat anak ingin tampil lebih dari temannya. Namun, kerap kali keinginan itu tidak tersalurkan, baik di sekolah maupun di rumah.
"Jadi dia mengambil sasaran, termasuk muncul geng. Sejak saya muda, geng itu dialami setiap remaja usia 15-17 tahun. Kalau dulu geng itu bukan geng tawuran, kalau sekarang grng tawuran," tutur Arist.
Menurut Arist, kenakalan remaja tak lepas dari pengaruh teknologi. Alasannya, teknologi memberikan pembenaran-pembenaran atas perubahan perilakunya ihwal apa yang harus dilakukan remaja.