Rabu 22 Mar 2017 19:00 WIB

Pelajaran dari Kisah Nabi Yunus untuk Umat Islam

Bangunan makam Nabi Yunus di Irak hancur akibat serangan ISIS pada 24 Juli lalu. (ilustrasi)
Foto: EPA
Bangunan makam Nabi Yunus di Irak hancur akibat serangan ISIS pada 24 Juli lalu. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi orang-orang yang berakal dan beriman kepada Allah SWT, dalam kisah Nabi Yunus AS tersebut terdapat pelajaran dan hikmah yang besar. Mereka senantiasa diselamatkan oleh Allah SWT dari bencana dan musibah apabila mereka bersabar dan senantiasa memohon ampun dan petunjuk kepada Allah.

Perbanyak mengingat Allah

Allah memberitahukan umat manusia bahwa Yunus itu termasuk orang-orang yang senantiasa bertasbih dan memohon ampun kepada Allah. ''Maka, kalau sekiranya dia (Yunus) tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.'' (QS Alshaafat ayat 143-144).

Menurut Dr Afis Abdullah, yang dimaksud dengan orang-orang yang banyak mengingat Allah dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang banyak shalat. Sedangkan, Yunus adalah orang yang memperbanyak shalat di waktu senang maka Allah menyelamatkannya di waktu kesempitan (kesusahan).

Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya, aku mengajarkan beberapa kalimat kepadamu. Peliharalah Allah niscaya engkau mendapatkan-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah di waktu senang, niscaya Dia mengenalmu di waktu kesempitan.''

Kembali kepada Allah

Selain itu, pelajaran lainnya yang bisa dipetik dalam kisah Yunus ini hendaknya kembali kepada Allah dan memohon ampun atas segala kesalahannya sehingga Allah melapangkan kesempitan menjadi keluasan.

Nabi Yunus telah melakukannya dengan meratapi segala kesalahannya dan memohon ampun dari perbuatannya itu. Gambaran ungkapan Nabi Yunus yang mendahulukan kalimat tauhid dilanjutkan dengan tasbih untuk menunjukkan kesempurnaan Allah dan kesuciannya dari segala kekurangan dan kelemahan. Penggambaran ini juga menunjukkan pengakuan seorang hamba atas dosa yang diperbuatnya.

Saad bin Abi Waqqas telah meriwayatkan sabda Nabi SAW. ''Seruan Yunus dalam perut ikan paus dengan ucapan Laa ilaha Illa Anta, Subhanaka Inni kuntu min al-zhalimin, tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau dan sesungguhnya saya termasuk orang-orang yang zalim. Doa yang tidak ada seorang hamba Muslim pun mengucapkan, sedangkan ia berada dalam bencana, kecuali Allah pasti akan memperkenannya.''

Sabar dalam berdakwah

Dalam kisah Yunus ini, terdapat pelajaran bagi para juru dakwah (dai). Mereka hendaknya sabar dengan segala ujian dan cobaan. Sebab, di balik kesulitan, pasti ada kemudahan (QS Al-Insyirah ayat 1-9).

Ketika Nabi Yunus AS meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah, ia menunjukkan bahwa dirinya tak mampu bersabar atas sikap umatnya yang suka membangkang. Namun, bila Allah berkehendak, niscaya segalanya mudah bagi Allah.

Karena itu, ketika Yunus keluar dari satu kesempitan (meninggalkan kaumnya), ia justru mendapatkan kesempitan lainnya, di antaranya harus rela menyeburkan diri ke laut dan dimakan oleh ikan paus. Ketidaksabaran Nabi Yunus dalam berdakwah ini disampaikan pula oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana termaktub dalam surah Alqalaam ayat 48-50.

''Maka, bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdosa dan sedang dalam keadaan marah (kepada kaumnya). Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Lalu, Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh.'' 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement