REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pemerintah Kota Banda Aceh mengajak masyarakat di Ibu Kota Provinsi Aceh itu memperingati Earth Hour dengan memadamkan dua lampu di masing-masing rumah selama satu jam. Wali Kota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal mengatakan, pemadaman dua bola lampu tersebut dilakukan pada Sabtu (25/3), pukul 21.00 WIB hingga 22.00 WIB.
"Ini merupakan aksi serentak 7.700 kota seluruh dunia, termasuk Banda Aceh. Peringatan Earth Hour sebagai dukungan mengurangi dampak pemanasan global akibat emisi karbon dioksida dari mesin pembangkit listrik," kata dia pada Kamis (23/3).
Selain masyarakat, Pemerintah Kota Banda Aceh juga mengajak perkantoran swasta dan pusat perbelanjaan mengurangi pemakaian energi listriknya selama 1 jam. Mereka diminta mematikan lampu dan peralatan listrik yang tidak terpakai.
Sejumlah ikon kota juga akan berpartisipasi mematikan lampunya seperti Masjid Raya Baiturrahman, Museum Tsunami, Museum Aceh, dan Gedung Kodam Iskandar Muda. Pemerintah kota juga akan memadamkan lampu di seluruh gedung perkantoran dan lampu-lampu jalan protokol.
Menurut dia, pemanasan global yang menjadi penyebab perubahan iklim menjadi persoalan serius di seluruh dunia. Semua orang harus mengambil peran mereka untuk mencegah perubahan iklim yang lebih parah. "Kami mengajak warga Kota Banda Aceh untuk mengubah gaya hidup menjadi ramah lingkungan dengan melakukan efisiensi pemakaian energi listrik serta energi lainnya," kata Wali Kota.
Illiza menyebutkan, Kota Banda Aceh telah berpartisipasi secara resmi dalam Earth Hour sejak 2012. Perayaan malam puncak Earth Hour 2017 akan dipusatkan di Balai Kota Banda Aceh. "Meski Banda Aceh masih kecil pemakaian energi listrik dibanding kota-kota besar lainnya di Indonesia, namun Banda Aceh telah menunjukkan komitmennya memberikan kontribusi bagi upaya dunia menurunkan emisi karbon dioksida," kata Illiza.
Koordinator Earth Hour Kota Aceh, Rivana Amelia mengatakan, aksi Earth Hour digerakkan oleh komunitas-komunitas anak muda di Banda Aceh. Earth Hour juga mengajak orang mengubah gaya hidup mereka lebih ramah lingkungan.
"Kami mengapresiasi dukungan Pemerintah Kota Banda Aceh dalam aksi ini. Peringatan Earth Hour ini aksi sukarela semua pihak. Hanya satu jam dalam setahun mematikan lampu dan peralatan listrik yang tidak terpakai," kata Rivana.