Sabtu 25 Mar 2017 21:25 WIB

Polisi: Tidak Ada Penculikan Anak di Solok

Penculikan
Penculikan

REPUBLIKA.CO.ID, AROSUKA -- Kepolisian Resor Kabupaten Solok, Sumatra Barat membantah informasi yang beredar di masyarakat adanya kasus penculikan anak di daerah itu, setelah memeriksa laporan yang masuk.

"Kami sudah memerika semua laporan yang masuk, namun tidak terbukti kebenarannya," kata Kapolres Kabupaten Solok, AKBP Reh Ngenana di Arosuka, Sabtu (25/3).

Ia menyebutkan rumor yang beredar luas di media sosial seperti kasus di Nagari Koto Gadang Guguk, Kecamatan Gunung Talang dimana penculik dikabarkan menyamar sebagai wanita tua dan orang gila. Setelah ditelusuri ternyata informasi itu tidak benar.

"Saya sebagai Kapolres telah turun ke lokasi bersama Kasat Intel Iptu Sosmedia, dan Kapolsek Gunung Talang guna memastikan kebenaran informasi yang meresahkan warga tersebut," kata dia.

Ia meminta masyarakat tidak panik berlebihan karena hingga sekarang tidak ada satu pun laporan kasus penculikan anak itu yang terbukti kebenarannya. Namun para orang tua tetap harus waspada dan mendidik anak-anak untuk tidak mudah dirayu orang tidak dikenal dengan iming-iming uang, makanan, atau diajak bermain atau jalan-jalan.

"Bila terjadi penculikan anak, segera lapor ke kepolisian agar cepat ditindaklanjuti," ujarnya.

Ia mengatakan masyarakat harus tetap waspada terhadap aksi kriminal yang bisa menimpa siapa saja, termasuk orang dewasa, kewaspadaan di antaranya dapat dilakukan dengan tidak membiarkan anak-anak di bawah umur bermain di tempat umum tanpa pengawasan. Kemudian masyarakat jangan mudah terprovokasi dengan isu-isu yang tidak benar (hoax).

"Berita ini tidak benar, jangan salah nanti orang gila juga dikira orang yang akan menculik anak yang akhirnya main hakim sendiri," ujar dia.

Masyarakat harus bijak menanggapi berita di media sosial, buktinya sampai saat ini khususnya di Kabupaten Solok belum ada kejadian tersebut, namun di media sosial sangat ramai diperbincangkan. Guna memberikan pendidikan kepada anak, Polres Solok akan mengunjungi sejumlah sekolah sebagai upaya preventif.

"Kita akan menyampaikan imbaun ke masyarakat melalui sekolah-sekolah agar tidak resah, sekaligus juga mengharapkan sekolah waspada. Jika ada yang mencurigakan jangan main hakim sendiri, laporkan ke polisi," ujarnya.

Terhadap mereka yang menyebarkan informasi tidak benar akan dilakukan upaya penegakan hukum seperti pemeriksaan, dan dapat dijerat dengan tindak pidana sesuai Perundang-undangan.

Wati (34 tahun ) warga Jorong Pasar Baru, Nagari Koto Gadang Guguk mengungkapkan kekhawatirannya akan kejadian tersebut. "Awalnya saya mendapat telepon dari keluarga, jika ada kasus penculikan anak di Sari Manggis, kebetulan anak-anak saya masih sekolah dasar (SD) makanya saya langsung mendatangi sekolahnya," katanya.

Ia mengaku akan memperketat pengawasan terhadap anaknya. Bila biasanya hanya mengantar anak ke sekolah dan baru menjemputnya kembali saat jam pulang, namun ke depannya dia akan menunggu anak pulang sekolah.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement