Kamis 30 Mar 2017 20:26 WIB

Japfa Distribusikan 250 Ribu Butir Telur Ayam

ki-ka; Rachmat Indrajaya (Dir. External relations Japfa), Arif Wicaksono (Kementan), A. Harwanto (Deputy COO Poultry I Indonesia - Japfa)
Foto: Istimewa
ki-ka; Rachmat Indrajaya (Dir. External relations Japfa), Arif Wicaksono (Kementan), A. Harwanto (Deputy COO Poultry I Indonesia - Japfa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Japfa) memberikan bantuan telur kepada panti jompo, panti asuhan, pondok pesantren, dan yayasan sosial lain di beberapa daerah di Indonesia.

Program kerja sama dengan Kementrian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) ini bertujuan meningkatkan konsumsi protein hewani dan mengedukasi masyarakat akan sumber protein hewani yang terjangkau. 

"Pembagian telur ini bertujuan untuk membagikan manfaat baik kepada masyarakat yang membutuhkan. Hari ini merupakan peluncuran perdana untuk Jawa Barat dan berlanjut hingga 8 April nanti. Kami juga akan menjangkau lokasi Jawa Tengah dan Jawa Timur pada 1, 5, dan 8 April mendatang," ujar Rachmat Indrajaya, external relations director Japfa dalam keterangannya, Kamis (30/3).  

Dia menjelaskan, berdasarkan Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia pada 2015, konsumsi protein hewani per kapita di Indonesia relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan negara negara ASEAN lain. Mulai dari Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Selain daya beli masyarakat yang belum cukup kuat, konsumsi protein hewani juga belum menjadi prioritas bagi masyarakat Indonesia. Hal ini karena adanya anggapan protein hewani adalah makanan yang mahal. Sementara masyarakat sebenarnya dapat memperoleh protein hewani yang terjangkau, yaitu telur ayam. 

"Telur sangat baik sebagai sumber protein hewani, mengandung asam lemak tidak jenuh, vitamin, dan mineral. Kandungan protein telur selalu menjadi acuan ahli nutrisi karena protein telur dapat diserap tubuh hampir 100 pesen," ujar Rachmat.

Akan tetapi, kata dia, tingkat konsumsi rata-rata penduduk Indonesia (2015)  baru mencapai 6,23 kg atau 112 butir per kapita per tahun. Jauh jika dibandingkan dengan Malaysia yang sudah mencapai 400 butir. "Perlu edukasi yang berkelanjutan untuk menjadikan telur ayam sebagai sumber makanan padat gizi pilihan keluarga," lanjut Rachmat.

Menurut dia, tercukupinya kebutuhan nutrisi, terutama protein hewani, penting untuk diperhatikan lantaran mengandung asam amino yang tidak tergantikan yang berfungsi sebagai zat pembangun dan memengaruhi metabolisme.

"Konsumsi kita sebenarnya setiap tahun terus meningkat. Pertanyaannya meningkatnya itu di mana? Meningkat mungkin hanya di sektor-sektor kelas perkotaan. Tapi begitu di desa-desa lingkungan peternakan itu kurang," ujar Arif Wicaksono, kasubdit Higiene, Sanitasi, dan Penerapan. 

Pembagian telur ayam dilaksanakan di unit penetasan milik JAPFA di Cicurug, Sukabumi. Distribusi perdana ini meluncurkan lima truk dengan jumlah sekitar 250 ribu butir telur untuk 30 panti dan yayasan yang tersebar di DKI Jakarta dan Jawa Barat. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement