REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan sebanyak 300 jiwa mengungsi akibat bencana yang terjadi di Desa Banaran Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu (1/4).
"300 jiwa masih mengungsi di rumah kepala desa dan kerabat terdekat," ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan persnya, Ahad (2/4).
Sementara ini, para pengungsi memerlukan bantuan kebutuhan dasar, seperti makanan, air bersih, pakaian, selimut, dan kebutuhan lainnya. "Dari 35 KK atau 128 jiwa yang terdampak langsung, 100 jiwa berhasil menyelamatkan diri dan 28 jiwa tertimbun longsor," tambahnya.
Mereka yang berhasil menyelamatkan diri tidak sempat membawa apa-apa saat longsor menerjang rumahnya. Sedangkan 200 jiwa pengungsi lainnya adalah warga masyarakat di sekitar longsor yang mengungsi karena takut aka nada longsor susulan.
Kondisi para pengungsi saat ini masih mengalami trauma karena anggota keluarga yang hilang dan kondisi saat longsor yang menerjang disertai bunyi gemuruh. Di lokasi pengungsian, bantuapun telah berdatangan dari berbagai pihak.
Terkait langkah tanggap darurat, Sutopo mengatakan hari Ahad ini telah digelar rapat koordinasi. Kepala BNPB bersama BPBD Provinsi Jawa Timur dan seluruh unsur yang ada akan melakukan rapat koordinasi untuk percepatan penanganan darurat.
"Posko utama tanggap darurat, masa tanggap darurat, system komando, struktur organisasi tanggap darurat, dan lainnya akan segera ditetapkan untuk memudahkan dalam penanganan tanggap darurat," terangnya.
Strategi pencarian dan penyelamatan korban dilakukan dengan membagi menjadi beberapa sektor. Alat berat dan personil dibantu anjing pelacak dikerahkan untuk mencari korban. Dapur umum pun telah didirikan untuk memberikan bantuan kepada korban.