REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur dan Basarnas yang menuju Pacitan, terjebak di Ponorogo akibat jalur Ponorogo-Pacitan tertutup tanah longsor di Desa Wates, Kecamatan Slahung, Ponorogo, Selasa (28/11).
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Ponorogo, Setyo Budiono, menuturkan, tim BPBD Provinsi Jawa Timur yang diketuai Kepala Pelaksana BPBD, Sudarmawan hingga Selasa malam masih tertahan di kantor BPBD Ponorogo.
"Hingga malam tim BPBD Jawa Timur yang diketuai langsung oleh Kepala Pelaksana BPBD Pak Sudarmawan masih tertahan di BPBD Ponorogo, karena jalur menuju Pacitan tertutup total. Sedangkan Tim Basarnas masih di sekitar lokasi longsor di Slahung," ujar Setyo Budiyono.
Menurut dia, BPBD Provinsi Jawa Timur bersama-sama BPBD Nganjuk dan Kota Madiun rencananya menuju Pacitan untuk melakuan penanganan bencana banjir. Namun, perjalanan terjebak tanah longsor dan tidak ada jalan alternatif ke Pacitan, karena jalur Trenggalek-Pacitan juga tertutup akibat banjir.
"Tim BPBD Provinsi Jawa Timur bersama-sama BPBD Nganjuk dan Kota Madiun sebenarnya membawa peralatan perahu karet untuk melakukan evakuasi korban banjir Pacitan. Namun, perjalanannya tidak bisa dilanjutkan karena jalur tertutup," ujarnya.
Sedangkan tim Basarnas yang berangkat terpisah dengan rombongan BPBD masih terjebak di sekitar lokasi tanah longsor di Desa Wates, Kecamatan Slahung, Ponorogo. "Ada tiga tim Basarnas yang menuju Pacitan. Dua tim sudah berangkat pagi, sedangkan satu tim lagi berangkat malam hari dan terjebak di lokasi tanah longsor," katanya.
Menurut Budi, tim BPBD tidak berani melakukan pembersihan longsoran tanah pada malam hari. Karena kondisinya hujan dan gelap, sehingga khawatir akan terjadi longsor susulan.
"Pembersihan tanah longsor baru akan dilakukan besok pagi. Karena dalam kondisi hujan dan gelap dikhawatirkan malah bisa menimbulkan longsor susulan," ucapnya.
Seperti diketahui, hujan deras dalam waktu lama mengakibatkan bencana tanah longsor di Desa Wates. Tanah tebing milik Perum Perhutani sepanjang sekitar 40 meter dengan ketinggian sekitar 15 meter longsor menutup jalan yang menjadi akses menuju Kabupaten Pacitan.