Rabu 05 Apr 2017 22:27 WIB

Ini Dua Ancaman Nyata Bangsa Indonesia Saat Ini Menurut Panglima

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Foto: dok.Istimewa
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, membeberkan bahwa terorisme dan narkoba menjadi suatu ancaman bagi negara saat ini.

"Terorisme dan penyalahgunaan narkoba adalah ancaman serius yang bisa melemahkan pertahanan negara, itu bisa dilihat historis serta data yang ada saat ini," kata Gatot Nurmantyo saat memberikan kuliah umum di Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat (Sumbar), Rabu.

Secara historis tentang narkoba, ia memaparkan kejadian perang candu ganja di Cina pada 1834-1842, yang akhirnya berimplikasi jatuhnya Cina ke tangan Inggris pada masa itu.

Sementara data yang terjadi di Indonesia saat ini, di hadapan mahasiswa ia menampilkan sejumlah data yang bersumber dari Kepolisian RI dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Pada 2016 tercatat 5,1 juta orang Indonesia yang terlibat penyalahgunaan narkoba, sebanyak 15 ribu jiwa mati dalam setahun.

Juga diperlihatkan tren meningkatnya sabu-sabu hasil sitaan beberapa tahun terakhir. Pada 2014 tercatat sebanyak 1,1 ton, sementara pada 2015 tercatat 4,5 ton. "Peran semua pihak diperlukan untuk menjaga orang-orang terdekat dalam penyalahgunaan obat terlarang ini, terutama bagi diri masing-masing," katanya.

Gatot juga menyebutkan terorisme juga merupakan suatu ancaman. Peraturan yang lebih ketat dalam pengawasan, pengembangan, dan penindakan terhadap terorisme.

Ia juga mengimbau agar warga Indonesia bijak untuk menanggapi tindakan-tindakan provokasi yang bisa merusak keutuhan berbangsa dan bernegara. Terlebih hal-hal yang mengaitkan dengan keberagaman yang ada di Indonesia.

Ia mencontohkan pecahnya negara Yugoslavia dikarenakan permasalahan bahasa. Kemudian Sudan yang terpecah karena persoalan agama. Untuk menangkal hal-hal tersebut ia mengajak untuk kembali ke Pancasila yang telah mengatur secara jelas dasar-dasar berkehidupan di Indonesia.

"Indonesia bukan milik suatu suku, agama, ataupun kelompok, tapi milik semua warga negara dari Sabang sampai Merauke. Kita harus bersatu menjaga keutuhan negara, terkhusus untuk para mahasiswa," katanya.

Sementara Rektor UNP Ganefri, berharap ilmu yang telah diberikan oleh Panglima TNI itu dapat memperkaya wawasan kebangsaan para mahasiswa serta civitas akademis yang hadir.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement