REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Iran mengecam serangan menggunakan gas beracun yang dilakukan oleh Suriah. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, serangan itu hanya akan membawa kehancuran dan bahaya terhadap kawasan Timur Tengah dan dunia.
Para pejabat AS mengatakan, intervensi perlu dilakukan untuk mencegah serangan senjata kimia pada masa depan, bukan bermaksud memperluas peran AS dalam perang Suriah.
Sekutu AS dari Asia, Eropa, dan Timur Tengah menyatakan dukungan atas serangan AS ke Suriah tersebut. Namun dengan hati-hati.
Serangan AS ke pangkalan udara Suriah kemungkinan akan ditafsirkan sebagai peringatan bagi Rusia, Korea Utara, Cina dan Iran. Trump telah menghadapi ujian kebijakan luar negeri di awal kepresidenannya di mana akhirnya ia bersedia menggunakan kekuatan militer.
Amerika Serikat kini lebih agresif dalam mencari informasi intelijen mengenai program senjata kimia yang diduga dikembangkan oleh Suriah. Pentagon juga mengisyaratkan minat dalam keterlibatan Rusia.
"Rusia rupanya gagal mengendalikan aktivitas rezim Suriah," kata seorang pejabat senior militer AS.
Amerika Serikat, ujar dia, tidak mampu untuk menentukan apakah pesawat Rusia atau Suriah mengebom rumah sakit yang merawat korban serangan kimia.