REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agrobisnis tanaman hias telah berkembang pesat di Tanah Air sejak dua dekade terakhir. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan perluasan area pertanaman berbagai komoditas florikultura dari tahun ke tahun yang diikuti dengan peningkatan produksi dan produktivitas tanaman. Dengan kata lain, industri florikultura telah berkembang menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru di dalam negeri.
Saat ini produk domestik bruto (PDB) industri florikultura telah mencapai lebih dari Rp 7 triliun, sehingga mampu menyumbang sekitar 5,68 persen dari total PDB subsektor hortikultura. Nilai ekspor produk florikultura saat ini mencapai 19 juta dolar AS yang meningkat sekitar 5-12 persen setiap tahun sejak lima tahun terakhir. Subsektor florikultura juga mampu menyerap tenaga kerja lebih dari satu juta jiwa dengan luas panen sekitar 1.000 hektare dengan hasil produksi 700 juta bunga potong dan 400 juta tanaman pot.
Balitbangtan Tingkatkan Riset Tanaman Hias
Besaran angka PDB industri florikultura tak lepas dari perindustrian VUB melalui Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) kepada produsen benih di sentra-sentra produksi. Hingga saat ini, VUB tanaman hias Balitbangtan telah menyebar di lebih dari 22 provinsi di indonesia, meliputi Pulau Jawa, Sumatra, Bali dan Sulawesi. “Saat ini sedang dikembangkan pula varietas unggul baru (VUB) di Nusa Tenggara Timur karena di sana pangsa pasar juga sudah menanti kedatangan tanaman hias varietas baru.
Saat ini sebagian teknologi inovatif Balitbangtan bahkan sudah diproduksi secara komersial oleh swasta nasional untuk bisa menembus pasar internasional, seperti ekspor bunga krisan VUB Balitbangtan yang kini sudah merambah ke beberapa negara Timur Tengah, Taiwan, Jepang, Selandia Baru, dan lain-lain.
Sinergi yang diterapkan Balitbangtan dengan pihak swasta internasional telah mendorong pengembangan IPTEK dan VUB pada tanaman hias. Hasilnya, Balitbangtan bersama dengan Sakata Seed Corporation, perusahaan swasta asal Jepang, berhasil meluncurkan VUB tanaman hias terbaru jenis Sunpatiens (pacar air) selain warna warninya juga memiliki keunggulan tahan terhadap kekeringan. “Melalui kerja sama dengan pihak Jepang ini kami bisa mendapatkan ilmu yang mereka terapkan disana (Jepang) dan sekarang telah kami adopsi di sini (Indonesia),” ujar Budi Marwoto.
Melalui kerja sama itu pula, produk VUB yang dihasilkan diluncurkan secara internasional bersamaan dengan acara open house Tanaman Hias yang digelar pada 6 September 2016 di Balithi, Segunung, Cianjur, Jawa Barat. Dengan keunggulan yang dimiliki, varietas baru ini dapat dibudidayakan di lapangan terbuka dan di daerah beriklim kering. Hasil pemasaran varietas tersebut secara internasional juga menunjukan jenis tanaman Sunpatiens dapat diterima pasar internasional. Bahkan saat ini mampu menempati posisi teratas dalam perdagangan internasional dibandingkan dengan produk tanaman serupa dari negara lain.