Rabu 12 Apr 2017 15:07 WIB

Muhammadiyah: Penyerangan Terhadap Novel Tindakan Biadab

Rep: Yulianingsih/ Red: Ilham
Yunahar Ilyas
Foto: Republika / Darmawan
Yunahar Ilyas

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua PP Muhammadiyah, Yunahar Ilyas menilai tindak menyiraman air keras ke penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan merupakan tindakan biadab. Yunahar meminta aparat kepolisian untuk bekerjakeras dalam menangkap si pelaku dan dalangnya.

"Itu tindakan biadab yang barang kali ada hubungannya dengan kasus yang diselidiki, Polri harus bekerja keras tangkap pelaku dan cari dalangnya," ujarnya kepada Republika.co.id di sela pembukaan Saudi Arabian Corner di Islamic Center UAD Yogyakarta, Rabu (12/4).

Menurutnya, penegak hukum harus diberi kebebasan dalam menjalankan tugasnya. Tidak boleh ada intimidasi ataupun kekerasan terhadap mereka. "Ini menjadi tugas pak Tito (Kapolri Jenderal Tito Karnavian)," katanya.

Yunahar juga meminta agar tidak hanya komisioner KPK saja yang mendapat pengawalan petugas keamanan. Penyidik KPK, terutama yang menangani kasus-kasus besar juga harusnya mendapat pengawalan petugas keamanan. "Penyidik harus dikawal juga. Jangan dilepas apalagi yang menangani kasus besar yang juga akan berdampak besar ini juga harus dikawal," katanya.

Menurutnya, masyarakat tidak bisa menduga ada keterkaitannya penyerangan tersebut dengan kasus yang ditangani Novel Baswedan tersebut. Namun semua pihak tahu jika penyidik KPK tersebut tengah menangani kasus korupsi dana KTP elektronik.

Karenanya, ini menjadi tantangan bagi aparat kepolisian untuk menangkap dan mengungkap pelakunya. "Presiden sudah perintahkan Kapolri untuk mencari pelaku biadab ini, sekali dibiarkan akan terus terjadi. Ini juga akan mengancam penegak hukum lainnya baik di Mahkamah Agung, MK maupun penegak hukum lainnya," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement