REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengatakan, Iran mendukung langkah sebagian besar produsen minyak untuk memperpanjang pemangkasan produksi oleh OPEC dan negara-negara non OPEC. Hal ini menyusul adanya kelebihan pasokan minyak di pasar sejak 2014.
"Sebagian besar negara ingin keputusan OPEC untuk diperpanjang, Iran juga mendukung keputusan seperti itu. Jika negara lain mematuhi, Iran juga ikut," ujar Zanganeh dilansir Reuters, Ahad (16/4).
Pasar telah kelebihan pasokan minyak sejak pertengahan 2014. Hal ini mendorong negara-negara OPEC dan non OPEC sepakat untuk memangkas produksi minyak dalam enam bulan pertama di 2017. Negara-negara OPEC telah melakukan pertemuan pada beberapa waktu lalu untuk memperpanjang pemotongan produksi minyak.
Sejumlah negara anggota seperti Arab Saudi, Kuwait, dan sebagian besar negara anggota OPEC lainnya menyatakan sepakat dengan pemotongan produksi minyak ini apabila ada kesepakatan dengan negara produsen minyak lainnya.
Sementara itu, Iran merupakan eksportir minyak mentah terbesar kedua di Korea Selatan. Kebutuhan impor minyak Korea Selatan dari Iran menunjukkan peningkatan pada kuartal I 2017 dari lima tahun sebelumnya. Data dari Korea National OIl Corp menunjukkan bahwa, Korea Selatan mengimpor 534.368 barel minyak mentah per hari dari Iran pada Maret 2017. Jumlah tersebut menunjukkan kenaikan 118,8 persen dari periode yang sama di tahun lalu.
Dalam tiga bulan pertama di 2017, Korea Selatan mengimpor 463.234 barel minyak mentah per hari dari Iran. Jumlah ini meningkat 92,4 persen dari periode yang sama di tahun lalu. Sedangkan, impor minyak mentah dari Arab Saudi turun 10 persen menjadi 10,44 juta ton pada kuartal I 2017 atau setara dengan 850.614 barel per hari.
Di sisi lain, ekspor minyak Iran ke India telah mencapai rekor tertinggi yakni diatas setengah juta barel per hari. India saat ini merupakan klien minyak terbesar kedua Iran setelah Cina. Zanganeh mengatakan, pada kuartal I 2017 ini total ekspor minyak mentah dan condensate telah melampaui 3 juta barel per hari. Jumlah ini merupakan rekor baru dalam enam tahun terakhir.
"Laju pertumbuhan produksi minyak mentah Iran dan ekspor telah membuat sejumlah pihak intenasional kagum, karena tidak berpikir Iran bisa meningkatkan produksinya sebesar 1 juta barel per hari dalam kurun waktu tiga sampai empat bulan setelah penghapusan sanksi," ujar Zangeneh dilansir Press TV Iran.