REPUBLIKA.CO.ID, FAKFAK -- Gerakan shalat subuh berjamaah yang diadakan Yayasan Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) mendapatkan dukungan dari warga. Mereka berharap gerakan tersebut terus berlanjut kedepannya.
Basri (31), salah satu jamaah mengatakan kegiatan tersebut sangat bagus. Terlebih seorang da'i cilik dipersiapkan memimpin imam salat.
"Gak masalah (diimami dai cilik)selagi memiliki ilmu, ada bibit baru," ujar Bisri, pada gerakan salat subuh berjamaah hari kedua, di Masjid Al Muwahhidin, Pasar Dulanpokpok, Distrik Pariwari, Fakfak, Papua Barat, Sabtu (22/4).
Bisri menilai bacaan da'i cilik yang menjadi imam cukup fasih. Untuk itu, Bisri berharap ke depannya agar lebih ditingkatkan.
Hal sama disampaikan jamaah lainnya, Abdurrahim (50). Dia bersyukur terdapat da'i cilik sudah mampu menjadi imam.
Dia pun tidak mempersoalkan meskipun harua diimami oleh da'i cilik. Bahkan dia mengaku bisa mendapatkan ilmu dari kegiatan tersebut. "Syukur menambah ilmu," kata Abdurrahim.
Sementara itu, da'i cilik yang menjadi imam shalat subuh, M Salman Bimansyah R mengatakan, dirinya sudah mempersiapkan diri sejak masih di pondok pesantren. Di sana dilatih untuk menjadi imam shalat.
Karena itu, Salman mengaku sudah siap menjadi imam shalat. Salman pun bersyukur bisa mengikuti program dakwah yang dilakukan oleh AFKN.
"Karena dilatih jadi tidak gerogi," ucapnya.
Salman kini baru berusia 15 tahun. Dia masuk ke Pondok Pesantren Nuuwar, Bekasi, Jawa Barat pada tahun 2014. Saat ini sudah mampu menghafal Alquran hampir tujuh juz.
Gerakan subuh berjamaah tersebut berlangsung sejak 21-23 April 2017. Kegiatan tersebut berlangsung di lima masjid secara bersamaan dengan empat imam da'i cilik.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian peringatan Isra' Mi'raj yang diselenggarakan AFKN. Nantinya akan ada tabligh akbar serta berbagai lomba untuk anak-anak.