REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Keluarga dua prajurit Israel yang ditawan oleh Hamas di Jalur Gaza kembali “menyerang” pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Bahkan, anggota parlemen Israel Knesset dari partai Likud, kembali pertanyakan perihal hilangnya dua prajurit Israel yang ditawan Hamas.
Seperti dikutip Quds, kemarin, Zahafa Shaul, ibu Shaul Aron, ketika diwawancarai stasiun TV 2 Israel menyatakan, pemerintahan Netanyahu selalu ingkar janji. Karena sebelumnya, Pemerintah Israel menyatakan dua prajurit Israel yang ditawan Hamas tersebut telah tewas.
Namun buktinya, video yang dirilis oleh Hamas beberapa kali membuktikan bahwa putranya masih hidup di Gaza. Meskipun demikian, ibu Shaul masih meragukan keamanan putranya, apakah masih hidup atau telah meninggal, dalam keadaan sakit atau sehat. Bahkan kalaupun anaknya telah meninggal, dirinya siap menerima takdir ini.
“Tidak ada satupun ibu di Israel ini yang mau anaknya bergabung di barisan pasukan perang Israel, setelah melihat sikap pamerintah yang membiarkan masalah penculikan ini berlarut-larut sampai sekarang. Netanyahu gagal mengembalikan anak kami dalam keadaan hidup-hidup,” kecamnya.
Ibu Shaul Aron menegaskan kepada Netanyahu, “Kamulah yang membiarkan anak saya diculik Hamas dan saat ini ditawan di Jalur Gaza, pemerintah wajib bertanggung jawab mengembalikan anak kami!”