REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Pertandingan Bhayangkara FC saat menjamu PS TNI disebut bak perang. Pelatih kesebelasan Korps Kepolisian tersebut, Simon McMenemy mengatakan hal tersebut, usai pertandingan, kedua kesebelasan pada Sabtu (29/4).
McMenemy menilai, laga kontra PS TNI di stadion Candrabhaga kali ini, sebagai salah satu pertandingan paling keras yang dilalui para pemain Bhayangkara. "Pertandingan tadi sangat keras. Seperti perang," kata dia, Sabtu (29/4).
Kesebelasan Kepolisian dipaksa mengakui kekalahan dari tim kepelatihan Laurent Hatton. Laga pekan ketiga Liga 1 2017 kedua kesebelasan, berakhir dengan skor 1-2. Selama pertandingan, kedua tim memang menampilkan permainan sama-sama keras. Pola permainan agresif dan terbuka, dari dua kepelatihan, membuat pemain dari masing-masing kesebelasan saling ngotot demi meraih kemenangan.
Permainan keras kedua tim, membuat pertandingan selama 90 menit, berlangsung sengit dan panas. Sejumlah insiden kekerasan pun terjadi dalam laga tersebut. PS TNI pun terpaksa kehilangan dua pemainnya, lantaran diganjar kartu merah.
Baca juga, Pelatih PS TNI: Saya Bangga dengan Perjuangan Tim.
Kedua pemain tersebut, yaitu, Manahati Lestusen yang terkena akumulasi kartu kuning lantaran dua kali melakukan pelanggaran. Satu lagi, wasit memberikan kartu merah untuk Abduh Lestaluhu lantaran prilaku brutalnya menonjok penyerang lawan Thiago Furtuoso.
Tapi, melawan sembila pemain PS TNI, Bhayangkara tetap tak berkutik di akhir laga dengan skor 1-2. Hasil 1-2 tersebut, menjadi kekalahan kedua Bhayangkara. Pekan lalu, Korps Kepolisian juga kandas dari Arema FC, dengan skor 2-0.
Bhayangkara, baru mendapatkan nilai klasemen tiga, dari hasil kemenangan saat menjamu Perseru Serui pada pekan pertama, Liga 1, Ahad (16/4). Saat ini, Bhayangkara terpaksa bersabar berada di posisi ke-14 klasemen sementara dengan nilai tiga.