REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Salah satu pembahasan penting dari lawatan Presiden Joko Widodo ke Filipina pada Jumat (28/4) waktu setempat adalah kesepakatannya dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk menguatkan kerja sama keamanan wilayah.
Departemen Pertahanan Nasional (DND) meminta pengaturan patroli keamanan maritim yang akan segera diluncurkan oleh Filipina, Indonesia dan Malaysia. Pengamanan tersebut untuk mencegah adanya insiden terorisme dan pembajakan di wilayah laut.
Respons ini dinilai sangat tepat. "Ini adalah tindakan tepat waktu untuk menanggapi ancaman terorisme yang semakin berkembang. Tidak hanya di negara kita tapi juga seluruh wilayah," kata Kepala Urusan Publik DND Arsenio Andolong dalam sebuah wawancara pada Sabtu (29/4), menurut Manila Bulletin.
Baca: Jokowi-Duterte Resmikan Layanan Kapal Ro-Ro Davao-Bitung
Menurutnya, kerja sama tersebut merupakan pertanda baik bagi peningkatan keamanan di wilayah perairan secara lebih luas. Andolong yang juga hadir dalam pertemuan bersama Duterte dan Jokowi tersebut meminta agar kerja sama trilateral itu segera diresmikan. Ia menyebutnya sebagai kerja sama trilateral patroli maritim Indo-Ma-Phi.
"Untuk melawan kriminal transnasional, kita perlu membentuk kelompok kerja sama melawan terorisme tahun ini juga. Meningkatkan nota kesepahaman 2014 tentang kerja sama melawan terorisme dan menguatkan kerja sama informasi intelijen," ujarnya.
Sebelumnya ketiga negara tetangga tersebut telah mengusulkan patroli bersama di Laut Sulu dan Celebes. Menyusul maraknya penculikan dan pembajakan kapal komersial oleh kelompok militan.