REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Sebanyak 68 lokasi di Kota Batam Kepulauan Riau dinyatakan sebagai daerah rawan banjir, berdasarkan inventarisir yang dilakukan Pemerintah Kota.
Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad di Batam, Ahad (30/4), seluruh daerah rawan banjir yang berhasil didata berada di pulau utama, dan tersebar di segala penjuru mulai dari Batuaji hingga Nagoya.
"Kami sengaja melibatkan OPD terkait, Dinas Bina Marga, Dinas Cipta Karya, Dinas Pemukiman pPertamanan, BPN, Dinas Lingkungan Hidup dan seluruh camat di 'mainland'. Saya meminta petakan persoalan banjir, para camat menyampaikan titik banjir di kecamatan masing-masing," kata Wakil Wali Kota.
Berdasarkan pemamaran berbagai pihak, disimpulkan terdapat tujuh penyebab banjir di kota yang terdiri dari ratusan pulau itu.
Pertama, karena adanya perubahan tata guna lahan yang semestinya merupakan daerah resapan air menjadi bangunan. Kedua, kapasitas daya tampung drainase tidak lagi mampu mengimbangi curah hujan dan pertumbuhan penduduk. Tiga, kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.
"Ini terbukti dengan ditemukannya ratusan botol bekas minuman di dalam drainase," kata pria yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Sumber Daya Mineral itu.
Lalu, penyebab keempat adalah kembalinya air dari laut ke darat. Biasanya ini terjadi saat hujan yang bersamaan dengan air pasang. Air yang seharusnya mengalir ke laut, justru kembali meluap lebih besar. "Ini kasusnya ada di Kartini Raya dan Marina. Air tidak bisa dilempar ke laut, di sananya pasang, jadi berbenturan, dan meluap," jelas Amsakar.
Kelima, banjir terjadi akibat curah hujan yang akhir-akhir ini relatif tinggi. Keenam, terjadinya penyempitan di hulu dan hilir drainase. Dan penyebab terakhir karena kurangnya penegakan hukum terkait pengelolaan sampah. "Karena petugas Satpol PP dan petugas Penyidik PNS kami terbatas," kata dia.
Wakil Wali Kota meminta minta camat berperan aktif meminimalisasi potensi banjir. Pemerintah menyiapkan lima alat berat untuk mengeruk pendangkalan sungai, agar air mengalir lancar dan banjir bisa diantisipasi. Lima alat berat itu akan digilir ke tiap kecamatan agar seluruh daerah bebas banjir. "Dibuat jadwalnya, sekarang sudah masuk 5 alat, tinggal 2 alat lagi," kata Amsakar.