Senin 01 May 2017 16:26 WIB

Pelindo I Sebut Biaya Pelabuhan Tinggi karena Upah Buruh

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Suasana bongkar muat peti kemas di pelabuhan. (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Suasana bongkar muat peti kemas di pelabuhan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Utama PT Pelindo I, Bambang Eka Cahyana mengatakan, salah satu komponen biaya pelabuhan yang paling tinggi adalah upah buruh. Ia mengatakan, hal inilah yang menjadi salah satu penyebab beban harga logistik di Indonesia cukup tinggi.

Bambang mengatakan salah satu struktur biaya yang akan dikurangi adalah beban buruh. Ia mengatakan meski di beberapa pelabuhan operasi Pelindo I sudah menggunakan container crane, namun masih ada keterlibatan buruh dalam proses bongkar peti kemas.

"Katakanlah, terminal peti kemas, di Belawan sendiri meskipun ada container crane, tapi kita masih bayar buruh per box, sekian ribu rupiah per box. Kalau memang betul betul sudah pakai full mekanik, ya gak usah bayar buruh," ujar Bambang saat dihubungi Republika, Senin (1/5).

Bambang mengatakan upah buruh yang diipasang oleh pihak Pelindo I kepada para buruhnya sekitar Rp 38.000 per box container. Ia mengatakan jika beban buruh ini bisa dikurangi, maka komponen biaya THC yang kurang lebih menginjak Rp 675.000 bisa turun hingga Rp 600.000. "Biaya buruh ini cukup tinggi ya, sekitar 15 persen dari total biaya keseluruhan," ujar Bambang.

Di satu sisi, Pemerintah melalui Kementerian BUMN hendak melakukan kebijakan satu harga diseluruh pelabuhan di Indonesia. Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN, Pontas Tambunan mengatakan salah satu komponen harga yang bisa ditekan adalah Crane Handling Container.

Pontas menjelaskan rencananya, tak hanya menekan komponen biaya, pemerintah juga akan membuat satu harga diseluruh pelabuhan di Indonesia. Pontas mengatakan, kebijakan satu harga ini agar seluruh Pelindo selaku operator bongkar muat di seluruh Indonesia memiliki satu harga yang jelas untuk tahap bongkar muat.

"Nanti kita launching satu harga. Handling systemnya, dari setiap pelabuhan berbeda berbeda. Nah ini mau kita samakan, artinya ada satu harga acuan yang tetap diseluruh pelabuhan," ujar Pontas akhir pekan lalu di Bogor.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement